STOP BULLYING...
by : BBC Journalist
Bullying (perundungan)... istilah ini terasa marak terdengar
belakangan ini. Bullying sebenarnya merupakan salah satu tindak penindasan
terhadap pihak yang dianggap
lebih lemah.
Kadang saking asyiknya membully, pelaku tidak sadar telah menyakiti
orang lain yang dampaknya sampai memengaruhi kondisi kejiwaan korban. Bahkan ada sejumlah
korban yang tidak tahan sehingga memutuskan untuk melakukan bunuh diri.
Bentuk bullying pun bermacam-macam:
1.
Bully
verbal, misalnya memaki, mengejek atau menggosipkan seseorang.
2.
Bully non verbal, misalnya memandang sinis.
5. Bully di ruang siber (cyber bulliying), biasanya dilakukan melalui postingan bernada
kebencian (hate speech). Cyberbullying sering kali bermula
dari hanya sekedar candaan yang menjadi terlalu menyerang dan terjadi
berulang-ulang. Janganlah pandang sepele, kalau tak mau dianggap sebagai pelaku
cyberbullying, atau malah jadi
korban cyberbullying. Think twice before you post!
Dampak Bulliying bagi korban
Dampak bulliying yang
paling nyata adalah korban merasa tidak berharga. Tak banyak orang tahu
kalau verbal bullying atau penindasan yang dilakukan dengan kata-kata,
pernyataan atau julukan tertentu ternyata memiliki efek yang lebih dahsyat
dibandingkan dengan bullying yang dilakukan dengan kekerasan fisik:
-
"Efeknya tidak ada mimisan, bengep,
seperti intimidasi fisik, tapi nikam banget ke dalam jiwa, kena
banget. Oleh sebab itu biasanya tingkat bunuh diri paling banyak berasal dari cyber
bullying dan verbal bullying," kata Liza Marielly Djaprie,
seorang Psikolog klinis.
- Ada juga sebagian korban yang mengalami keluhan fisik
tertentu seperti sakit kepala, migrain atau keluhan fisik lainnya. Tak jarang
juga ada yang menyakiti diri sendiri karena mereka sudah merasa tak ada
harganya lagi.
-
Seperti dilansir dari situs bullyingstatistic.org,
verbal bullying memang dapat memengaruhi citra diri seseorang dan
mempengaruhi emosi juga kondisi psikologis. Intimidasi verbal juga dapat
menghancurkan rasa percaya diri seseorang bahkan sampai mengarah pada depresi.
Dalam kondisi yang ekstrem, korban kekerasan verbal dapat melakukan bunuh diri.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2017/07/bagaimana-depresi-memicu-bunuh-diri-by.html
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2017/07/bagaimana-depresi-memicu-bunuh-diri-by.html
Pada
orang tertentu, dampak bullying itu bisa melekat dalam jangka waktu lama.
Apalagi jika seseorang di-bully di masa kecilnya, dampaknya bisa terasa sampai
dewasa. Mencegah intimidasi di masa kecil berarti menekan kebutuhan pengobatan
masalah kejiwaan di masa dewasa muda. Berdasarkan studi yang melibatkan lebih dari
5000 anak-anak di Finlandia (Reuters), disimpulkan anak yang sejak usia 8 tahun
menerima intimidasi terus menerus maupun pelaku intimidasi, berisiko mengalami
gangguan kejiwaan saat mencapai usia dewasa muda.
Menurut
National Bullying Prevention Centeri (Amerika Serikat), 1 dari 4 siswa
melaporkan diintimidasi selama masa sekolah.
Semakin banyak bukti yang menunjukkan masalah kesehatan mental di kemudian hari akibat intimidasi, baik bagi korban maupun pelaku (Sourander et.al, JAMA Psychiatry).
Penelitian dilakukan terhadap 5.034 responden berusia 8 tahun pada tahun 1989, untuk mengetahui apakah mereka mendapat perlakuan diintimidasi atau mengintimidasi orang lain, hasilnya :
Semakin banyak bukti yang menunjukkan masalah kesehatan mental di kemudian hari akibat intimidasi, baik bagi korban maupun pelaku (Sourander et.al, JAMA Psychiatry).
Penelitian dilakukan terhadap 5.034 responden berusia 8 tahun pada tahun 1989, untuk mengetahui apakah mereka mendapat perlakuan diintimidasi atau mengintimidasi orang lain, hasilnya :
-
90% tidak pernah diintimidasi atau mengintimidasi.
-
3% adalah pengintimidasi.
-
5% pernah diintimidasi.
-
2% diintimidasi sekaligus pengintimidasi.
Para
peneliti kemudian menganalisis informasi kesehatan dari pusat data kesehatan
nasional tentang anak-anak yang sama ketika mereka berusia antara 16
sampai 29 tahun. Hasilnya, mereka yang pernah diintimidasi atau mengintimidasi
lebih berisiko menerima pengobatan gangguan kejiwaan, misalnya skizofrenia,
depresi, kecemasan atau penyalahgunaan obat.
Pola asuh orang tua dalam
mencegah bulliying cukup dominan. Anak harus cukup mendapatkan kasih sayang, di
sisi lain juga harus dilatih agar mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Berikut
beberapa tips parenting, seperti disarikan dari sejumlah sumber:
1. Terlibat
di dalam kehidupan sang anak, dengan cara berbagi waktu bersama anak agar Anda
mengerti masalah-masalah anak, apa yang anak inginkan dan lain-lain.
2. Sesuaikan pola asuh dengan usia anak.
3. Tetapkan aturan sejak anak kecil, agar anak
mampu mengatur dirinya sendiri saat beranjak dewasa dan ketika Anda tidak
sedang berada bersama mereka.
4.
Mendidik anak agar mandiri dan mampu mengontrol
diri sendiri.
5.
Konsisten, buatlah aturan dan disiplin yang
jelas.
6.
Hindari disiplin yang terlalu keras.
7. Perlakukanlah anak dengan cara menghormati
mereka.
8.
Menjaga anak tetap sehat, agar pertumbuhan fisik
dan kecerdasannya optimal,salah satunya dengan menyiapkan bekal sekolah dan
menyediakan air Bioglass di rumah dan untuk dibawa ke sekolah.
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html
Info selengkapnya tentang produk untuk membantu orang menjaga stamina dan kesehatan:Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233