Translate

Minggu, 28 Juli 2019

Mengenal Penyakit Autoimun
by : BBC Journalist
Penyakit autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh (sistem imun) menyerang sel-sel sehat tubuh Anda sendiri.
Penyakit ini berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah menilai sel sehat, dan malah menganggapnya sebagai zat asing. Akibatnya, tubuh mulai memproduksi antibodi yang kemudian menyerang dan merusak sel sehat tersebut.
Sementara itu, penyebab pasti mengapa sistem imun Anda menyerang sel sehat dalam tubuh belum diketahui.

Apa saja yang termasuk penyakit autoimun?
Penyakit autoimun dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh, termasuk otak, saraf, otot, kulit, sendi, mata, jantung, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, kelenjar dan pembuluh darah. 
Penyakit autoimun bisa menyerang satu atau beberapa jaringan tubuh sekaligus. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan abnormal dan perubahan fungsi organ.

Apa saja penyakit autoimun yang paling sering terjadi?
Ada sekitar 80 jenis penyakit yang disebabkan oleh autoimun, namun inilah beberapa penyakit autoimun yang umum terjadi:
1. Rematik  
https://distributor-mci-resmi.blogspot.com/2018/05/r-rheumatoid-arthritis-by-bbc.html
Rematik atau radang sendi merupakan penyakit autoimun yang menyerang persendian. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi, memicu peradangan,  sehingga sendi membengkak, kaku dan terasa nyeri. Kondisi ini mengganggu gerak penderita. 
Jika tidak diobati, secara bertahap dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen.

2. Lupus  

https://distributor-mci-resmi.blogspot.com/2017/04/living-with-lupus-by-bbc-journalist.html

Lupus atau lupus eritematosus sistemik dapat terjadi saat antibodi yang dihasilkan tubuh menempel pada seluruh jaringan tubuh. Beberapa jaringan yang umumnya terserang lupus adalah ginjal, paru-paru, sel darah, saraf, kulit dan sendi. Penderita lupus dapat mengalami beberapa gejala, seperti demam, penurunan berat badan, kerontokan rambut, kelelahan, ruam, nyeri atau bengkak pada sendi dan otot, sensitif terhadap sinar matahari, sakit dada, sakit kepala dan kejang.

3. Psoriasis  
https://distributor-mci-resmi.blogspot.com/2017/05/p-s-o-r-i-s-i-s-by-bbc-journalist.html
Psoriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kulit baru yang terlalu cepat sehingga menumpuk di permukaan kulit. Penyakit ini membuat kulit kemerahan, lebih tebal, bersisik dan terlihat seperti bercak putih-perak. Akibatnya kulit terasa gatal dan nyeri. 

4. Penyakit radang usus
Sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan usus disebut dengan radang usus (inflammatory bowel disease/ IBD), karena memicu peradangan kronis pada saluran pencernaan. Penyakit ini ditandai dengan gejala diare, perdarahan pada dubur, sakit perut, demam, penurunan berat badan dan kelelahan.
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan bentuk penyakit radang usus yang paling umum. Gejala penyakit Crohn disertai dengan ulkus mulut, sedangkan gejala dari kolitis ulseratif sering disertai dengan kesulitan buang air besar. 

5. Diabetes mellitus tipe 1

Penyakit ini disebabkan oleh sistem imun yang menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin (hormon yang dibutuhkan dalam mengontrol kadar gula darah) di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin, sehingga kadar gula darah Anda menjadi tinggi. Gula darah yang terlalu tinggi ini kemudian dapat memengaruhi penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi Anda. Penderita diabetes mellitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk mengontrol penyakitnya agar tidak bertambah parah.

6. Sklerosis ganda

Multiple sclerosis atau sklerosis ganda adalah penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung sel saraf. Kondisi ini memicu kerusakan sel otak dan sumsum tulang belakang. Penderita sklerosis ganda biasanya mengalami gejala, seperti kebutaan, gangguan koordinasi atau kelumpuhan (otot menegang, mati rasa dan lemah). Gejalanya bisa bervariasi karena lokasi dan tingkat serangannya berbeda-beda antar individu.

Faktor risiko dan Penyebab Autoimun
Penyebab pasti penyakit autoimun tidak diketahui, namun ada sejumlah factor yang meningkatkan risiko serangannya:
·        Faktor genetik (keturunan).
·        Faktor lingkungan, termasuk di antaranya pola hidup tidak sehat : makan tidak seimbang, konsumsi alkohol dan merokok.
·        Jenis kelamin, perempuan lebih rentan dibandingkan laki-laki.
·        Ketidakseimbangan kadar hormon seksual, seperti estrogen dan progesteron; terbukti penyakit autoimun cenderung menyerang selama usia reproduktif.
·        Infeksi, infeksi tertentu dapat memicu atau memperburuk reaksi autoimun.

Pengobatan/Penanganan Penyakit Autoimun
Pengobatan untuk  penyakit autoimun difokuskan pada mengurangi keluhan penderita dan menghambat aktivitas sistem imun karena tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkannya.
Sebagian besar keluhan penderita dapat dikurangi dengan beberapa tindakan sebagai berikut:
·         Pemberian obat :
o   Obat antiinflamasi - untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
o   Kortikosteroid - untuk mengurangi peradangan dan menekan aktivitas sistem imun.
o   Obat imunosupresan - untuk menghambat aktivitas sistem kekebalan tubuh.
·         Terapi fisik - untuk membantu melancarkan aliran darah dan metabolisme tubuh.
·         Terapi sulih hormon- misalnya, suntikan insulin dalam kasus diabetes melitus.
·         Operasi - misalnya, untuk mengobati penyumbatan usus pada kasus penyakit Crohn
·         Mengatur pola makan :
o   Mengurangi makanan  yang menimbulkan efek alergi pada penderita.
o   Mengonsumsi glutathione untuk menjaga keseimbangan hormon dan mempertahankan proses metabolisme tubuh.
o   Minum air yang dialirkan melalui Bioglass, untuk menyeimbangkan system imun tubuh.
·         Mengonsumsi suplemen yang dapat membantu mengurangi keluhan:
o   NUVIt, untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh.
o   VITA BALANCE, untuk membantu menjaga keseimbangan kada gula darah.

 




 
 

Kevin memiliki masalah autoimun sehingga ketika imunnya drop maka bisa mudah sakit bahkan bisa alergi dengan apapun, bisa udara, debu, keringat, makanan dll. Terus keluar gatal2 dan jika parah bisa sampe (sering) masuk RS.
Sejak saya pakaikan pendant dan juga dibawain biomini di botol minumnya, Alhamdulillah selama 2 bulan ini tidak kambuh lagi.

Kalo pendant dan bioglass bisa membantu keluarga, termasuk anak2 dan juga teman2 yg sudah pakai, apalagi dgn kalian...

Mahal?
Tidak.. 
Daripada saya harus keluar uang buat bayar RS. Toh ini bisa untuk 20 tahun, bisa untuk semua penyakit dan bisa untuk semua anggota keluarga.

Kan pake asuransi?
Benar, tapi ketika melihat anak masuk ke RS, hati orang tua mana yg tega anaknya disuntik sana sini..

#1 alat untuk semua penyakit
#1 alat untuk semua terapi
#1 alat untuk semua keluarga
#1 alat untuk semua umur

Salam sehat
#BetterLifeWithMCI
 
Info & pemesanan produk untuk mengatasi AUTOIMUN:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 
Widi/Yeremia 0896 5279 5233


Sabtu, 22 September 2018

Eksim
by : BBC Journalist
 
Eksim atau dalam bahasa medis “eczema” adalah istilah umum untuk setiap proses inflamasi atau peradangan pada kulit bagian luar, yang ditandai dengan kemerahan, gatal, penonjolan dan vesikel (gelembung cairan), berair, pengerasan kulit, penebalan dan perubahan warna (pigmentasi). Walau demikian, dalam dunia medis istilah eksim lebih sering digunakan untuk penyakit dermatitis atopik.

Apa yang disebut eksim kering atau eksim basah?
1.      Eksim kering (neurodermatitis), peradangan pada kulit yang terjadi hanya berupa pengelupasan kulit (seperti bersisik), kulit kering dan tidak mengeluarkan cairan. 
2.      Eksim basah (dermatitis numularis), peradangan pada kulit mengeluarkan cairan sehingga kondisinya selalu basah. Cairan tersebut menambah rasa gatal yang luar biasa dan mudah menyebar. 

Eksim sendiri bermacam-macam:
  • Dermatitis discoid, yaitu eksim yang memiliki lesi berbentuk bulat atau oval.
  • Dermatitisverikosa, jenis eksim yang paling sering menyerang telapak kaki dan disebabkan masalah aliran darah  melalui vena kaki.
  • Dermatitis kontak, eksim yang terjadi saat tubuh bersentuhan dengan zat tertentu yang menyebabkan alergi (kontak alergi/alergen) atau zat yang menyebabkan iritasi (kontak iritasi/iritan).
  • Dermatitis dishidrotik (pompholyx), adalah jenis eksim yang menimbulkan luka lepuh kecil yang bisa pecah di sepanjang telapak tangan dan telapak kaki.
  • Dermatitis numularis, jenis eksim ini banyak menyerang wanita, biasanya membentuk ruam merah berbentuk koin.
  • Dermatitis seboroik, eksim yang tumbuh di sisi hidung, alis, telinga dan kulit kepala.
  • Dermatitis stasis, yaitu iritasi kulit pada kaki bagian bawah, biasanya terkait dengan masalah peredaran darah. Kulit mengeras dan meninggalkan ruam berwarna coklat.
  • Dermatitis atopik (eksim atopik), merupakan eksim yang paling sering terjadi. 
Eksim atopik
-        Eksim atopik merupakan jenis penyakit jangka panjang (kronis). Gejalanya dapat membaik lalu kembali parah. Ini biasanya terjadi dua atau tiga kali dalam satu bulan.
-        Eksim atopik umumnya menyerang anak-anak, namun dapat juga menyerang orang dewasa. 
-        Kata atopik mengacu pada risiko memiliki alergi tertentu. Penderita eksim atopik biasanya memiliki sejarah keluarga penderita eksim, asma, hay fever (alergi terhadap serbuk sari bunga) dan kerusakan pelindung kulit yang menyebabkan cairan keluar dan bakteri masuk ke dalam kulit. 
-        Eksim Atopik dapat muncul di bagian tubuh mana saja, terutama di bagian  kulit yang memiliki lipatan, seperti sela-sela jari, bagian dalam siku, bagian belakang lutut. 
Gejala Eksim
-      Kulit menjadi kering dan terasa sangat gatal.
-       Saat digaruk, kulit akan teriritasi dan memerah. Semakin digaruk, kulit akan menebal dan mengeras, selanjutnya melepuh serta mengeluarkan cairan.
-      Terkadang area radang terserang infeksi.
-      Pada kasus tertentu eksim atopik dapat menyebar ke seluruh tubuh. 

Penyebab Eksim Atopik
Penyebab eksim yang sebenarnya belum diketahui. Namun demikian ada beberapa faktor yang bisa memperburuk keluhan:
  • Infeksi bakteri dan virus.
  • Menggaruk kulit sehingga kulit mengalami luka atau iritasi.
  • Konsumsi makanan seperti telur, susu, kacang, kedelai, dan ikan
  • Cuaca panas dan perubahan tingkat kelembapan.
  • Keringat tubuh.
  • Cairan pelarut, pembersih, sabun dan deterjen.
  • Debu, serbuk sari, asap rokok dan/atau polusi udara.
  • Pakaian, selimut atau karpet dari bahan wol. 
Penanganan Eksim Atopik 
Penanganan eksim ditujukan untuk meringankan keluhan dan mengurangi frekuensi kekambuhan, biasanya dokter akan menyarankan agar pasien:
  • Sebisa mungkin  tidak menggaruk area yang gatal. Untuk mengurangi gatal, gosok area yang gatal dengan lembut tanpa menggunakan kuku atau semprot menggunakan Nano Spray. 

  • Menghindari paparan udara atau air yang terlalu panas ataupun terlalu dingin, karena kondisi yang ekstrem dapat memicu iritasi

  • Menggunakan sabun mandi dengan sabun bayi atau sabun mandi yang mengandung pelembap (emolien).
  • Mengenakan pakaian berbahan katun yang lembut dan menyerap keringat..
  • Membilas cucian sebersih mungkin agar tidak ada detergen yang tersisa. Kandungan dalam deterjen diduga dapat mengiritasi kulit.
  • Minum Glucola untuk menjaga kelembaban kulit dari dalam dan meningkatkan daya tahan tubuh.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.com/2017/02/mengapa-kita-harus-mengasup-kolagen-by.html


  • Mengurangi stress, karena eksim neurodermatitis erat kaitannya dengan stress.
Pemberian obat biasanya dilakukan bila keluhan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Obat yang diberikan biasanya berupa antibiotik, antihistamin dan antiinflamasi.







Info & pemesanan produk untuk mengatasi EKSIM:


Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 


Widi/Yeremia 0896 5279 5233

Jumat, 21 September 2018

VARISES, Mengganggu Penampilan & Kesehatan
by : BBC Journalist
Varises… penderitanya pasti sangat tersiksa.
Varises adalah pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah balik (vena) akibat penumpukan darah, yang lebih sering terjadi pada bagian kaki (betis). Selain pada kaki, varises juga mungkin timbul di bagian tubuh lain, seperti kerongkongan (esofagus), rahim (uterus), vagina, panggul atau rectum (usus besar dekat anus).
Pembuluh vena penderita sering terlihat menonjol keluar berwarna biru atau ungu tua, kadang menyerupai simpul atau tali berpilin.
Bagaimana varises terjadi?
Varises diawali dengan penumpukan darah di dalam pembuluh vena akibat melemahnya atau rusaknya katup pembuluh darah vena. Pembuluh vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung.
Di dalam pembuluh vena, ada katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah agar darah yang sudah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Akibatnya terjadi penumpukan darah, sehingga pembuluh darah vena tersebut melebar.
Gejala Varises
Kehadiran varises biasanya ditandai dengan gejala:
  1. Betis terasa nyeri setelah penderita duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang lama.
  2. Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki dan mata kaki.
  3. Sensasi terbakar dan berdenyut pada kaki, bahkan kram otot terutama di malam hari.
  4. Timbulnya rasa gatal di sekitar pembuluh darah.
  5. Timbulnya borok kulit di dekat pergelangan kaki, yang menandakan sudah terjadi komplikasi dan memerlukan penangangan medis.
  6. Pada sebagian penderita dengan varises yang sangat besar, tidak terasa sakit. Namun bagian bawah kaki dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama saat tungkai hangat setelah pasien mengenakan kaus kaki atau stocking. Gatal dapat merangsang garukan dan menyebabkan ruam, yang sering dianggap kulit kering.

Faktor Risiko Varises
Faktor risiko yang dapat memicu varises:
1.      Faktor yang tidak bisa diubah:
    1. Umur, saat menua pembuluh darah akan kehilangan elastisitas, sehingga katup pembuluh darah pun melemah. Akibatnya darah yang harusnya bergerak menuju jantung mengalir kembali ke belakang. Terjadilah genangan darah yang mengakibatkan pembesaran pada pembuluh darah dan lama kelamaan dapat menimbulkan varises.
    2. Jenis kelamin, wanita lebih berisiko, dikarenakan terjadinya perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan maupun masa menpause.
    3. Faktor genetic (keturunan), mereka yang memiliki riwayat anggota keluarga sedarah yang menderita varises
2.      Faktor yang bisa diubah:
a.      Kelebihan berat badan, dapat memberikan tekanan tambahan pada kaki dan  pembuluh darah di kaki.
b.      Kehamilan, saat seorang wanita mengandung, terjadi peningkatan volume darah  untuk mendukung perkembangan janin, namun hal tersebut dapat menimbulkan efek samping seperti varises. Umumnya varises akan hilang setelah melahirkan.

3.      Kebiasaan yang kurang baik, misalnya:
a.      Berdiri dalam jangka waktu lama, misalnya karena pekerjaan.
b.      Duduk terlalu lama.
c.       Mengenakan sepatu hak tinggi.
d.      Konsumsi makanan tinggi garam yang meningkatkan retensi cairan tubuh.
e.      Kebiasaan menyilangkan kaki, meningkatkan tekanan di area pinggul, yang berisiko pembesaran pembuluh darah, yang dapat berkembang menjadi spider veins.

Komplikasi

Meskipun jarang terjadi, namun varises dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti : 
1.      Bisul, bahkan borok akibat tekanan pada pembuluh darah dalam waktu lama.
2.      Pembekuan darah, yang dalam dunia medis disebut tromboflebitis.
3.      Meningkatkan risiko gagal jantung dan emboli paru-paru.
Diagnosis varises
Diagnosis varises dilakukan dengan mengumpulkan keterangan mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko pada pasien. Setelah itu dokter akan melakukan:
1.      Pemeriksaan fisik, berupa pemeriksaan pada kaki dalam posisi berdiri untuk memeriksa terjadinya pembengkakan.
2.      USG, untuk melihat apakah katup dalam pembuluh darah pasien masih dapat berfungsi dengan normal dan juga untuk melihat ada atau tidaknya pembekuan darah.

Pengobatan Varises
Tujuan pengobatan varises adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, serta mencegah komplikasi berupa luka atau pendarahan.
Pengobatan varises dapat dilakukan dengan:
1.       Perawatan pribadi, seperti: 
a.    Berolah raga teratur untuk mengendalikan berat badan dan menjaga aliran darah tetap lancar. #Soshin #pendant
 
http://distributor-mci-resmi.blogspot.com/2017/02/lets-reshape-your-body-perfection-by.html
b.    Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.
c.     Menghindari aktivitas berdiri dan duduk yang terlalu lama.
d.    Mengangkat kaki dan mengganjal kaki dengan bantal pada saat tidur. Untuk mengurangi rasa pegal, rolling #magicstick; dan untuk mengurangi pembengkakan, dapat dilakukan penyinaran menggunakan #bioglass #magicstick
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html

e.    Menghindari pemakaian hak sepatu yang tinggi.
f.      Mengenakan stocking kompresi, yang membantu menekan kaki sehingga pembuluh darah dan otot-otot kaki dapat bergerak lebih efisien. Stoking kompresi harus kuat, tetapi tidak harus ketat.

2.       Penanganan medis, seperti:
a.      Skleroterapi, prosedur medis untuk menghilangkan varises maupun spider veins dengan menyuntikkan larutan (umumnya larutan garam) ke dalam vena.

b.      Operasi laser, bertujuan untuk menutup varises maupun spider veins dengan mengirimkan paparan cahaya ke vena, yang perlahahan-lahan menghilangkan pembengkakan. 
c.     Catheter-assisted procedures, di mana dokter akan memasukkan tabung tipis (kateter) ke dalam pembuluh darah yang membesar, lalu memanaskan ujung kateter untuk menghancurkan vena. 
d.    Vein stripping, yaitu operasi kecil yang digunakan untuk menghapus vena yang rusak dan mencegah komplikasi kerusakan pembuluh darah.
e.    Ambulatory phlebectomy, dilakukan untuk menghilangkan varises melalui serangkaian tusukan pada kulit. Biasanya bagian yang ditusuk akan mati rasa.
f.      Operasi vena endoskopi, dilakukan bila sudah terjadi borok. Dokter akan mengangkat pembuluh vena yang mengalami varises dan operasi penutupan pembuluh vena dengan menggunakan bahan khusus berbentuk busa (skleroterapi) atau dengan menggunakan panas (endothermal ablation).





Info & pemesanan produk untuk mengatasi VARISES:

Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 

Widi/Yeremia 0896 5279 5233