Meningitis, Mematikan...
Namun Dapat Dicegah
by : BBC
Journalist
Meningitis adalah
infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf
tulang belakang.
Ketika meradang,
meninges membengkak akibat infeksi. Pada beberapa kasus, sistem saraf dan otak
bisa ikut rusak.
Mengingat efeknya
yang mematikan, sejak tahun 2002 pemerintah Arab Saudi mewajibkan calon jamaah
haji melakukan vaksinasi meningitis. Vaksinasi biasanya dilakukan satu bulan
sebelum jadwal penerbangan.
Siapa yang lebih rentan terserang meningitis?
Meningitis lebih
sering menyerang bayi dan anak-anak, meski siapa pun bisa terserang.
Anak yang terserang
meningitis biasanya menunjukkan beberapa gejala:
-
Rewel dan gelisah namun tidak mau
digendong.
-
Kehilangan selera makan,
terkadang disertai muntah.
-
Demam tinggi dengan tangan dan
kaki terasa dingin.
-
Menangis seperti melengking (high
pitched cry) secara terus menerus.
-
Terlihat bingung, lemas dan kurang responsif.
-
Tatapan mata kosong.
-
Beberapa anak akan mudah
mengantuk dan sulit untuk dibangunkan.
-
Mungkin ada ruam merah yang tidak
hilang ketika gelas digulirkan dengan sedikit ditekan di atasnya.
-
Kejang-kejang.
-
Demam dengan suhu 38°C atau lebih
dengan kaki dan tangan terasa dingin.Wajah terasa panas saat disentuh dan kulit
akan terlihat memerah.
-
Bibir membiru.
-
Muntah-muntah.
-
Sakit kepala parah.
-
Nyeri pada otot dan persendian,
disertai leher kaku.
-
Nafas cepat.
-
Sensitif terhadap cahaya atau
fotofobia.
-
Kulit pucat dan muncul ruam kulit
berupa bintik-bintik merah yang tersebar (tidak selalu).
-
Kejang-kejang
Perlu diingat bahwa
tanda dan gejala di penderita meningitis bisa berbeda-beda. Sebagian besar
hanya mengalami sebagian gejala-gejala di atas.
Secara umum, terdapat
lima jenis meningitis:
1. Meningitis
bakterialis, disebabkan bakteri dan menyebar melalui
kontak jarak dekat. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kerusakan otak
parah, kehilangan indera pendengaran dan menimbulkan infeksi pada darah
(septikemia). Penderita meningitis bakterialis kebanyakan bayi berusia di bawah
satu tahun.
2. Meningitis
virus, disebabkan oleh
virus (enterovirus, herpes, campak, influenza atau gondong), yang bisa menyebar melalui batuk, bersin dan lingkungan yang tidak
higienis. Meningitis virus memiliki kesamaan gejala dengan flu. Anak berusia di
bawah lima tahun dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki
risiko lebih besar untuk tertular meningitis virus.
3. Meningitis
jamur, merupakan reaksi dari penyebaran jamur Cryptococcus di sumsum
tulang belakang melalui aliran darah. Resiko seseorang terkena meningitis jamur
akan meningkat ketika sistem kekebalan tubuhnya terganggu, seperti pada
penderita HIV dan kanker. Beberapa gejala meningitis jamur adalah penderita
akan sensitif terhadap cahaya dan merasa kebingungan.
4. Meningitis
parasit, disebabkan oleh parasit yang biasanya masuk ke dalam
tubuh melalui hidung. Amuba yang menyebabkan meningitis parasit umumnya adalah Naegleria
fowleri. Amuba ini biasanya ditemukan di danau, sungai air tawar yang
bersuhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang tidak dirawat, pemanas
air dan tanah.
5. Meningitis
Non-infeksi, ada lebih dari satu faktor penyebab
meningitis non-infeksi, di antaranya kanker, penyakit lupus, cedera kepala,
pembedahan otak. Meningitis jenis ini tidak menular, namun memiliki gejala umum
yang sama seperti meningitis jenis lainnya.
Beberapa faktor dapat
meningkatkan risiko meningitis, yaitu:
-
Faktor keturunan.
- Usia, kebanyakan penderita
meningitis virus adalah anak berusia di bawah lima tahun. Sedangkan meningitis
bakterialis umumnya menyerang seseorang berusia di bawah 20 tahun.
-
Jenis kelamin, pria lebih sering
terjangkit meningitis dibandingkan wanita.
-
Gangguan sistem kekebalan tubuh,
termasuk penderita penyakit autoimun.
Waspadai
gejalanya... tangani segera
Penderita yang dicurigai
terserang meningitis harus ditangani secepatnya, bahkan sebelum diagnosis
dilakukan. Menunda penanganan bisa berakibat fatal.
Segera bawa penderita
ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) rumah sakit terdekat. Jangan menunggu
munculnya ruam berwarna ungu karena tidak semua pengidap meningitis mengalami
ruam pada tubuhnya.
Diagnosis meningitis sulit
dilakukan karena gejalanya muncul secara tiba-tiba dan mirip dengan gejala flu.
Selama penanganan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lebih seksama, untuk
mencari tanda-tanda meningitis atau septikemia (infeksi darah) bahkan tanda
luka yang terinfeksi di sekitar kepala, telinga, tenggorokan, dan kulit di
sepanjang tulang belakang.
Cara
menegakkan diagnosis
Untuk menegakkan
diagonosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda
meningitis dan septikemia atau infeksi darah, misalnya ruam. Diagnosis juga
akan dipastikan melalui tes, antara lain:
-
Tes laboratorium, untuk
mencari bakteri, parasit, atau virus yang menyebabkan meningitis pada sampel
darah, cairan dubur, tinja atau serum dari tubuh penderita. Tes khusus untuk
mendeteksi jenis jamur tertentu juga dapat dilakukan.
-
Lumbar puncture atau
pungsi lumbal, dilakukan dengan mengambil sampel
cairan serebrospinal dari dasar tulang belakang pasien, lalu diperiksa apakah
terdapat bakteri, jamur, parasit atau virus.
-
Pindai X-ray dada, untuk
mencari tanda-tanda infeksi.
-
CT scan
-
Tes urine,
untuk memeriksa infeksi pada saluran urine.
-
Biopsi,
yaitu pengambilan sampel jaringan dari ruam pada kulit.
Langkah-langkah
pengobatan meningitis
Penanganan meningitis
disesuaikan dengan penyebabnya:
1.
Pasien meningitis virus biasanya
akan membaik dalam beberapa minggu. Penanganan meningitis virus bisa dilakukan dengan
banyak istirahat dan minum obat pereda sakit kepala.
2. Pasien meningitis bakterialis dan
meningitis akibat jamur, bisa dirawat dengan antibiotik atau obat-obatan untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri. Perawatan dilakukan di rumah sakit.
Untuk kasus yang lebih parah, disarankan dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).
Dengan pengobatan
yang cepat dan tepat, pasien dapat sembuh 100%.
Meningitis adalah penyakit
infeksi. Bakteri atau virus yang menyebabkan meningitis bisa tersebar melalui
batuk, bersin, ciuman atau berbagi peralatan. Beberapa langkah awal untuk
mencegah terjangkit meningitis adalah:
-
Mencuci tangan
-
Berlatih hidup higienis
-
Pola hidup sehat
-
Menutup mulut saat bersin atau
batuk
-
Jika sedang hamil, berhati-hati
dalam memilih makanan.
Vaksinasi
meningitis (Neisseria meningitidis)
Di Indonesia,
terdapat dua jenis vaksin meningitis, yaitu:
1.
Vaksin meningokokus polysakarida
bisa diberikan untuk usia berapa pun dan mampu memberi perlindungan 90-95 %.
Untuk anak di bawah usia 5 tahun, vaksin ini bisa bertahan 1-3 tahun. Sedangkan
untuk dewasa akan melindungi selama 3-5 tahun.
2.
Vaksin meningokokus konjugat diberikan
hanya untuk usia 11-55 tahun, biasanya diberikan pada jamaah haji* dan tidak
dianjurkan dijadikan sebagai imunisasi rutin.
Cara terbaik untuk
mencegah meningitis adalah dengan menerima vaksinasi. Tetapi karena penyakit ini bisa dibilang jarang , vaksinasi meningitis belum termasuk dalam jadwal vaksin wajib di Indonesia.
* Negara Afrika,
termasuk Arab Saudi adalah salah satu tempat dengan risiko tinggi terjangkit
meningitis. Selain calon jamaah Haji, pekerja musiman atau TKI juga dianjurkan
untuk melakukan vaksinasi meningitis.
1. Kenakan Pendant MCI untuk membantu memperlancar peredaran darah. Peredaran darah yang baik akan melancarkan aliran nutrisi dan obat dari dokter, sehingga diharapkan keluhan dan gejala berkurang.
2. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air hexagonal, yang dialirkan melalui Bioglass.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html
Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233
Tidak ada komentar:
Posting Komentar