Translate

Kamis, 11 Januari 2018

A L E R G I
by : BBC Journalist
 
Apa itu alergi?
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya (alergen) walaupun sebenarnya bagi orang lain tidak berbahaya.
Alergen atau substansi pemicu alergi bisa berupa substansi yang masuk atau bersentuhan dengan tubuh. Beberapa substansi yang sering memicu alergi di antaranya gigitan serangga, debu, bulu hewan, obat-obatan, makanan tertentu, suhu dingin dan serbuk sari bunga.
 

Bagaimana reaksi alergi terjadi?
Reaksi alergi terjadi saat pertama kali tubuh penderita berpapasan dengan alergen, dan tubuh memproduksi antibody yang disebut Imunoglobulin E (IgE), karena tubuh merespons alergen sebagai sesuatu yang berbahaya.  
Begitu kembali berpapasan dengan alergen yang sama, tubuh akan memproduksi antibodi IgE lebih banyak terhadap alergen tersebut dan memicu pelepasan histamin, yang menimbulkan gejala alergi.
Biasanya gejala muncul beberapa menit setelah tubuh penderita berpapasan dengan alergen.

Gejala alergi bermacam-macam, meliputi:
1.     Gangguan saluran napas: bersin, batuk, sesak napas, hidung beringus.
2.     Gangguan kulit: ruam merah, gatal.
3.     Gangguan mata: mata merah, gatal, berair.
4.     Gangguan pencernaan: sakit perut, muntah, diare.
5.     Pembengkakan bagian tubuh tertentu, misalnya wajah, mulut, lidah.
6.     Pingsan atau kehilangan kesadaran.
Tingkat keparahan alergi berbeda-beda pada tiap individu, yang paling parah disebut anafilaksis dan membutuhkan penanganan medis darurat. Gejala alergi juga tergantung pada allergen:
1.     Gigitan/sengatan serangga: pembengkakan & gatal di seluruh tubuh, batuk, sesak
2.     Substansi udara, seperti debu, serbuk sari bunga atau tungau debu: batuk, bersih hidung berair dan sulit bernafas, dll.
3.     Makanan: rasa gatal, bibir dan mulut bengkak, ruam kulit yang terasa gatal, muntah, bahkan diare.
4.     Obat-obatan: gatal-gatal, pembengkakan wajah, sulit bernafas, dll

Gejala yang fatal (anafilaksis) meliputi:
-       Pusing yang sangat parah.
-       Denyut nadi sangat cepat atau sangat lemah.
-       Penurunan tekanan darah hingga pingsan.
-       Kulit dan bibir berwarna biru.
 
Faktor risiko alergi biasanya dipengaruhi oleh:
1.     Faktor keturunan: orang tua yang memiliki alergi  kemungkinan memiliki keturunan yang juga mengalami alergi, meski jenis alergi tidak selalu sama.
2.     Faktor lingkungan: semakin banyak atau sering terpajan alergen, risiko alergi semakin tinggi.
3.     Faktor lain: merokok, polusi, infeksi dan perubahan hormonal.

Diagnosa alergi
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan riwayat alergi, mulai dari gejala, frekuensi, waktu kemunculan dan pemicu alergi. Selanjutnya dokter akan melakukan test lebih lanjut:
1.     Test temple (patch test), dokter akan menempelkan beberapa jenis substansi yang diduga sebagai alergen ke kulit pasien selama 2 hari sambil memantau reaksi kulit. Test ini bertujuan mengenali alergi pada kulit.
2.     Test tusuk kulit, dokter akan menetesi kulit pasien dengan cairan alergen, kemudian menusuknya perlahan menggunakan jarum untuk melihat reaksi alergi. Jika memang pasien menderita alergi terhadap substansi tersebut, dalam 15 menit akan muncul benjolan merah yang terasa gatal. Test ini dilakukan untuk mendeteksi alergi terhadap obat-obatan, racun serangga atau substansi di udara.
3.     Test darah, yaitu menggunakan radioalergosorbent test (RAST) untuk mengukur kadar IgE tertentu dalam darah.
4.     Test eliminasi, biasanya dilakukan bila pasien diduga mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Test dilakukan dengan menghindari jenis makanan yang diduga menjadi alergen untuk melihat perbedaan reaksi dari gejala yang dialami. Lalu jenis makanan yang sama dicoba kembali setelah beberapa minggu untuk menantikan reaksi berikutnya. Atau bahkan pasien diminta mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah cukup banyak untuk mengamati reaksi tubuh terhadap allergen.

Selain menghindari alergen, cara lain untuk mengendalikan gejala alergi adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter, seperti antihistamin, obat semprot kortikosteroid, dekongestan, dll.

Namun dari seluruh penanganan yang dilakukan, yang lebih penting adalah menjaga daya tahan tubuh penderita. Saat daya tahan tubuh prima, gejala alergi akan sangat banyak berkurang baik dari tingkat keparahan maupun frekuensi.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html

Info & pemesanan produk untuk mencegah & mengatasi ALERGI :

Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 

Widi/Yeremia 0896 5279 5233