Translate

Tampilkan postingan dengan label Pendant MCI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendant MCI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Agustus 2019

G A D G E T
Update Informasi Vs. Radiasi
by : BBC Journalist
 
Jaman NOW… siapa yang tidak pernah menikmati manfaat handphone, tab, laptop… dan berbagai perangkat gadget lainnya? Jaringan wi-fi begitu mudah ditemukan untuk melancarkan berbagai aktivitas. Manfaatnya yang menyentuh hampir seluruh bidang kehidupan, membuat hidup kita tidak pernah terlepas dari gadget dan radiasinya.
Handphone memancarkan gelombang elekromagnetik menyerupai radiasi non-ionisasi yang memiliki level golongan rendah yaitu memiliki tingkat SAR (specific absorption rate) dibawah 1,6 watt/kg. Walaupun dinyatakan masih aman untuk digunakan sehari-hari namun jika dipakai terus-menerus tanpa mengenal batas waktu, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
 https://www.who.int/ionizing_radiation/about/what_is_ir/en/
Yuk kita kenali bahaya yang mengintai di balik sejuta manfaat perangkat gadget dan bagaimana cara mengatasinya. 
Radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh handphone dapat menyebar ke segala arah, termasuk ke tubuh kita. Ada pun dampak yang mungkin timbul pada penggunanya:
1.    Pada kaum pria, radiasi handphone disinyalir memengaruhi kualitas sperma, terutama bagi pria yang sering menggunakan handsfree, sehingga lebih banyak menyimpan handphone di saku celana.
2.    Pada wanita hamil, radiasi handphone handphone dapat memengaruhi lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf otak pada janin. Selain itu, anak yang terlahir dari ibu hamil yang terekspos handphone berpotensi mengalami gangguan perilaku, seperti sulit bergaul, hiperaktif, dan menjadi anak yang tidak peka. Untuk berjaga-jaga, dianjurkan untuk menggunakan hands-free ketika menerima telepon dan jangan meletakkan handphone di atas perut.
3.   Pada anak-anak, risiko paparan radiasi handphone cenderung lebih tinggi, karena tengkorak anak lebih tipis, jaringan otak anak lebih mudah menyerap, serta ukuran tubuh anak lebih kecil. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa radiasi gelombang radio dari handphone memiliki dampak pada terbentuknya kelainan jaringan dan metabolisme sel-sel saraf di otak. 
4.    Berdasarkan penelitian dan observasi para ahli dari berbagai organisasi kesehatan termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO), radiasi handphone sejauh ini diperkirakan mungkin dapat berdampak kanker pada manusia. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mendukung kesimpulan tersebut. 


Selain berpengaruh pada fungsi organ tubuh, dampak penggunaan handphone juga berpengaruh pada perilaku dan ritme biologis tubuh:
1.   Kecanduan gadget memicu kegelisah dan kepanikan, sehingga biasanya penderita mengalami gangguan tidur (insomnia).
2.     Paparan radiasi yang terus menerus memicu ketegangan pada saraf di wajah dan kepala. Akibatnya aliran darah terganggu dan penderita merasa selalu kelelahan dan sebagian mengalami sakit kepala berulang.
3.     Depresi dan ketergantungan, kecanduan handphone merupakan penyakit psikologis yang dialami hampir pada semua pengguna di dunia. Paparan radiasi yang masuk ke otak seolah mengendalikan pola pikir seseorang untuk terus menggunakan handphone.  Pada saat handphone hilang atau ketinggalan, maka orang tersebut akan mengalami stres bahkan depresi berat.
4.    Kecanduan handphone pada anak berisiko pada perkembanan emosi, anak menjadi malas belajar, malas berinteraksi, mudah tersinggung dan rewel. 

Meminimalkan Paparan dan Dampak Radiasi Handphone
Jika Anda khawatir dengan risiko yang mungkin muncul akibat radiasi handphone, ikuti tips di bawah ini:
  • Gunakan handphone hanya bila dibutuhkan.
  • Pakai hands-free atau pengeras suara ketika menerima panggilan. Saat menelepon memakai hands-free, jangan menaruh handphone pada saku celana atau saku baju.
  • Jauhkan handphone dari tubuh ketika tidak digunakan.
  • Hanya gunakan handphone saat sinyal kuat. Sinyal lemah membuat handphone menggunakan lebih banyak energi untuk berkomunikasi.
  • Disarankan untuk berkomunikasi melalui pesan singkat ketimbang telepon untuk mengurangi pajanan radiasi.
  • Jangan membiarkan anak berlama-lama bermain handphone. Gunakan seperlunya saja.
  • Dianjurkan untuk menggunakan alat kesehatan yang memancarkan ion negatif, untuk mengurangi efek radiasi gelombang elektromagnetik.
 
 
 
Info & pemesanan produk untuk mencegah radiasi GADGET:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 
Widi/Yeremia 0896 5279 5233

Jumat, 21 September 2018

VARISES, Mengganggu Penampilan & Kesehatan
by : BBC Journalist
Varises… penderitanya pasti sangat tersiksa.
Varises adalah pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah balik (vena) akibat penumpukan darah, yang lebih sering terjadi pada bagian kaki (betis). Selain pada kaki, varises juga mungkin timbul di bagian tubuh lain, seperti kerongkongan (esofagus), rahim (uterus), vagina, panggul atau rectum (usus besar dekat anus).
Pembuluh vena penderita sering terlihat menonjol keluar berwarna biru atau ungu tua, kadang menyerupai simpul atau tali berpilin.
Bagaimana varises terjadi?
Varises diawali dengan penumpukan darah di dalam pembuluh vena akibat melemahnya atau rusaknya katup pembuluh darah vena. Pembuluh vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung.
Di dalam pembuluh vena, ada katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah agar darah yang sudah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Akibatnya terjadi penumpukan darah, sehingga pembuluh darah vena tersebut melebar.
Gejala Varises
Kehadiran varises biasanya ditandai dengan gejala:
  1. Betis terasa nyeri setelah penderita duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang lama.
  2. Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki dan mata kaki.
  3. Sensasi terbakar dan berdenyut pada kaki, bahkan kram otot terutama di malam hari.
  4. Timbulnya rasa gatal di sekitar pembuluh darah.
  5. Timbulnya borok kulit di dekat pergelangan kaki, yang menandakan sudah terjadi komplikasi dan memerlukan penangangan medis.
  6. Pada sebagian penderita dengan varises yang sangat besar, tidak terasa sakit. Namun bagian bawah kaki dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama saat tungkai hangat setelah pasien mengenakan kaus kaki atau stocking. Gatal dapat merangsang garukan dan menyebabkan ruam, yang sering dianggap kulit kering.

Faktor Risiko Varises
Faktor risiko yang dapat memicu varises:
1.      Faktor yang tidak bisa diubah:
    1. Umur, saat menua pembuluh darah akan kehilangan elastisitas, sehingga katup pembuluh darah pun melemah. Akibatnya darah yang harusnya bergerak menuju jantung mengalir kembali ke belakang. Terjadilah genangan darah yang mengakibatkan pembesaran pada pembuluh darah dan lama kelamaan dapat menimbulkan varises.
    2. Jenis kelamin, wanita lebih berisiko, dikarenakan terjadinya perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan maupun masa menpause.
    3. Faktor genetic (keturunan), mereka yang memiliki riwayat anggota keluarga sedarah yang menderita varises
2.      Faktor yang bisa diubah:
a.      Kelebihan berat badan, dapat memberikan tekanan tambahan pada kaki dan  pembuluh darah di kaki.
b.      Kehamilan, saat seorang wanita mengandung, terjadi peningkatan volume darah  untuk mendukung perkembangan janin, namun hal tersebut dapat menimbulkan efek samping seperti varises. Umumnya varises akan hilang setelah melahirkan.

3.      Kebiasaan yang kurang baik, misalnya:
a.      Berdiri dalam jangka waktu lama, misalnya karena pekerjaan.
b.      Duduk terlalu lama.
c.       Mengenakan sepatu hak tinggi.
d.      Konsumsi makanan tinggi garam yang meningkatkan retensi cairan tubuh.
e.      Kebiasaan menyilangkan kaki, meningkatkan tekanan di area pinggul, yang berisiko pembesaran pembuluh darah, yang dapat berkembang menjadi spider veins.

Komplikasi

Meskipun jarang terjadi, namun varises dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti : 
1.      Bisul, bahkan borok akibat tekanan pada pembuluh darah dalam waktu lama.
2.      Pembekuan darah, yang dalam dunia medis disebut tromboflebitis.
3.      Meningkatkan risiko gagal jantung dan emboli paru-paru.
Diagnosis varises
Diagnosis varises dilakukan dengan mengumpulkan keterangan mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko pada pasien. Setelah itu dokter akan melakukan:
1.      Pemeriksaan fisik, berupa pemeriksaan pada kaki dalam posisi berdiri untuk memeriksa terjadinya pembengkakan.
2.      USG, untuk melihat apakah katup dalam pembuluh darah pasien masih dapat berfungsi dengan normal dan juga untuk melihat ada atau tidaknya pembekuan darah.

Pengobatan Varises
Tujuan pengobatan varises adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, serta mencegah komplikasi berupa luka atau pendarahan.
Pengobatan varises dapat dilakukan dengan:
1.       Perawatan pribadi, seperti: 
a.    Berolah raga teratur untuk mengendalikan berat badan dan menjaga aliran darah tetap lancar. #Soshin #pendant
 
http://distributor-mci-resmi.blogspot.com/2017/02/lets-reshape-your-body-perfection-by.html
b.    Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.
c.     Menghindari aktivitas berdiri dan duduk yang terlalu lama.
d.    Mengangkat kaki dan mengganjal kaki dengan bantal pada saat tidur. Untuk mengurangi rasa pegal, rolling #magicstick; dan untuk mengurangi pembengkakan, dapat dilakukan penyinaran menggunakan #bioglass #magicstick
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html

e.    Menghindari pemakaian hak sepatu yang tinggi.
f.      Mengenakan stocking kompresi, yang membantu menekan kaki sehingga pembuluh darah dan otot-otot kaki dapat bergerak lebih efisien. Stoking kompresi harus kuat, tetapi tidak harus ketat.

2.       Penanganan medis, seperti:
a.      Skleroterapi, prosedur medis untuk menghilangkan varises maupun spider veins dengan menyuntikkan larutan (umumnya larutan garam) ke dalam vena.

b.      Operasi laser, bertujuan untuk menutup varises maupun spider veins dengan mengirimkan paparan cahaya ke vena, yang perlahahan-lahan menghilangkan pembengkakan. 
c.     Catheter-assisted procedures, di mana dokter akan memasukkan tabung tipis (kateter) ke dalam pembuluh darah yang membesar, lalu memanaskan ujung kateter untuk menghancurkan vena. 
d.    Vein stripping, yaitu operasi kecil yang digunakan untuk menghapus vena yang rusak dan mencegah komplikasi kerusakan pembuluh darah.
e.    Ambulatory phlebectomy, dilakukan untuk menghilangkan varises melalui serangkaian tusukan pada kulit. Biasanya bagian yang ditusuk akan mati rasa.
f.      Operasi vena endoskopi, dilakukan bila sudah terjadi borok. Dokter akan mengangkat pembuluh vena yang mengalami varises dan operasi penutupan pembuluh vena dengan menggunakan bahan khusus berbentuk busa (skleroterapi) atau dengan menggunakan panas (endothermal ablation).





Info & pemesanan produk untuk mengatasi VARISES:

Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 

Widi/Yeremia 0896 5279 5233

Senin, 17 September 2018

ARITMIA, Saat Irama Jantung Abnormal
by : BBC Journalist
Aritmia adalah masalah pada irama detak jantung, bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Detak jantung normal jantung biasanya 60 sampai 100 detak per menit

Jenis-jenis aritmia yang paling umum dijumpai antara lain:
  • Bradikardia, kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.
  • Blok jantung, kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan pingsan.
  • Takikardia supraventrikular, kondisi ketika jantung berdenyut terlalu cepat.
  • Fibrilasi atrium, kondisi ketika jantung berdetak sangat cepat, bahkan saat beristirahat.
  • Fibrilasi ventrikel, jenis aritmia yang dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat.
Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala yang disadari oleh penderitanya. Gejala yang dapat muncul dan dirasakan antara lain:
  • Dada berdebar-debar
  • Detak jantung tidak normal, bisa dideteksi dengan cara berbaring menghadap ke kiri.
  • Kelelahan, pusing dan pada beberapa kasus sering pingsan.
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
Berkonsultasilah dengan dokter bila muncul lebih dari satu gejala yang terjadi berulang-ulang. Hal itu bertujuan agar dokter bisa segera mendiagnosa jenis artimia dengan tepat.
Faktor Risiko Aritmia
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia, di antaranya:
  • Faktor komplikasi penyakit lain:
    • Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium dan magnesium dapat mengganggu konduksi impuls listrik di jantung, sehingga meningkatkan risiko aritmia.
    • Gangguan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif dapat meningkatkan risiko aritmia.
    • Sleep apnea obstruktif,suatu kelainan di mana pernapasan pendderita terganggu/terhenti sejenak pada saat tidur, dapat meningkatkan risiko aritmia.
    • Diabetes, selain meningatkan risiko aritmia, diabetes yang tidak terkontrol juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
    • Tekanan darah tinggi, yang dapat memicu penebalan dinding bilik kiri jantung, sehingga menjadi kaku. Akibatnya aliran listrik jantung terganggu.
    • Gangguan pada jantung atau riwayat operasi jantung.
  • Pola hidup dan pengaruh obat-obatan tertentu:
    • Penggunaan narkoba, seperti amfetamin dan kokain dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya fibrasi ventrikel dan jenis aritmia lainnya.
    • Efek samping obat-obatan, beberapa jenis obat batuk dan pilek yang dijual bebas di apotek dapat meningkatkan risiko aritmia.
    • Konsumsi alcohol berlebihan, dapat memengaruhi impuls listrik jantung.
    • Konsumsi kafein dan/atau nikotin (merokok), yang dapat membuat jantung berdetak lebih cepat dan memicu aritmia.
Diagnosis Aritmia
Diagnosa awal aritmia dapat dilakukan melalui percakapan antara dokter dengan pasien.Selanjutnya untuk memastikan aritmia dan penyebabnya dokter akan melakukan beberapa tes, di antaranya:
  • Ekokardiogram, untuk memeriksa fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi penyebab aritmia dengan bantuan gelombang ultrasonografi.
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas elektrik pada jantung.
  • Uji Treatmill (Latih Beban Jantung), yaitu dengan meminta pasien melakukan latihan fisik, seperti mengayuh sepeda statis atau berjalan di atas treadmill. Kemudian tekanan darah dan denyut jantung pasien dimonitor. Dari tes ini, dokter membandingkan  tingkat keteraturan irama jantung sebelum dan setelah aktivitas fisik.
  • Studi elektrofisiologi, untuk mencari bagian otot jantung yang memicu aritmia.
  • Kateterisasi jantung. Dilakukan untuk mengetahui kondisi beberapa bagian jantung seperti bilik, pembuluh darah coroner dan katup.
Pengobatan Aritmia
Ada sebagian pasien aritmia yang tidak membutuhkan pengobatan. Pengobatan dilakukan bila dokter melihat gejala aritmia pasien berpotensi memburuk atau menyebabkan komplikasi. Jenis pengobatan yang dilakukan adalah:
  • Obat-obatan, misalnya obat penghambat beta (beta blocker) yang dapat menjaga denyut jantung agar tetap normal. Ada juga obat-obatan antikoagulan seperti aspirin, warfarin,  rivaroxaban, dan debigatran yang menurunkan risiko penggumpalan darah dan stroke.
  • Alat pacu jantung, yang dipasang di dekat jantung pasien. Ketika mendeteksi perubahan ritme jantung, alat ini akan mengirim sengatan listrik pendek ke jantung untuk menormalkan ritme jsntung.
  • Kardioversi, dilakukan jika kasus aritmia tidak bisa ditangani dengan obat. Dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pasien agar denyut jantung kembali normal.
  • Metode ablasi, atau merusak bagian kecil jaringan jantung yang menjadi sumber aritmia. Dokter akan memasukkan sebuah kateter dengan panduan X-ray melalui pembuluh darah di kaki untuk menemukan jaringan tersebut.
Pencegahan Aritmia
Aritmia dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut ini:
  • Menghindari atau mengurangi stres.
  • Menjaga berat badan ideal dengan mengonumsi makanan sehat dan berolah raga teratur.
  • Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dari dokter.
  • Menghentikan rokok juga minuman keras dan berkafein.
  • Menjaga aliran darah tetap lancer dengan mengenakan Pendant MCI.
  • Rutin minum air Bioglass untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam darah.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html


Info & pemesanan produk untuk mengatasi ARITMIA:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 
Widi/Yeremia 0896 5279 5233