Bagaimana DEPRESI Memicu Bunuh Diri?
By : BBC Journalist
Sebagian besar orang pasti pernah merasa sedih atau tertekan. Depresi merupakan reaksi normal terhadap peristiwa
kehilangan, hambatan dalam kehidupan, atau harga diri yang terluka.
Namun ketika perasaan sedih
yang mendalam, tidak berdaya, putus asa dan tidak berharga itu berlangsung
selama beberapa hari sampai berminggu-minggu dan menyebabkan Anda tidak bisa
beraktivitas normal, maka hal ini bisa berkembang menjadi depresi klinis.
Menurut WHO, setidaknya 350 juta orang di
seluruh dunia mengalami depresi dan lebih dari 800 ribu orang meninggal bunuh
diri akibat depresi.
Masih banyak penderita depresi yang tidak
mengakui kondisi mereka, sehingga tidak pernah ditangani atau setidaknya
dibicarakan.
Depresi lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan laki-laki.
Menurut Institut Kesehatan
Jiwa Nasional Amerika Serikat, terdapat sekitar 14,8 juta orang dewasa menderita depresi
berat di Amerika Serikat. Risiko bunuh diri pada orang dengan jenis depresi
berat merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kondisi kejiwaan yang lain.
Bunuh diri adalah penyebab kematian ketiga, pada orang di antara usia 10 dan 24
tahun. Sayangnya, kebanyakan orang dengan depresi klinis tidak pernah mencari
pengobatan. Karena tidak terdiagnosis dan tidak diobati, maka depresi dapat
memburuk, berlangsung selama bertahun-tahun dan menyebabkan penderitaan yang
mendalam, dan mungkin bunuh diri.
Depresi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara
lain:
-
Depresi
mayor, yaitu depresi parah yang bisa mengganggu kemampuan penderita untuk
bekerja, tidur, belajar, makan dan menikmati hidup.
-
Depresi
kronis (dysthymia), di mana penderita
mengalami suasana hati tertekan setidaknya dua tahun. Penderita mungkin mengalami
gejala depresi mayor yang tidak parah.
-
Depresi
bipolar, penderita biasanya akan mengalami depresi selama beberapa waktu.
Penderita bipolar bisa merasa sedih atau depresi pada tingkatan ekstrem.
Sebaliknya, dia juga bisa merasa bahagia secara berlebihan.
-
Depresi
musiman (seasonal affective disorder/SAD).
-
Depresi
psikotik, di mana saat seseorang sedang mengalami depresi parah ditambah
menderita keadaan psikotik seperti mengalami delusi atau halusinasi.
-
Depresi
postpartum/perinatal, yang biasa terjadi pada wanita berkaitan dengan masa
kehamilan dan setelah melahirkan.
-
Substance-induced mood
disorder (SIMD) yaitu gangguan mood akibat obat tertentu.
Depresi jenis lain yang dapat
terjadi antara lain:
- Depresi ganda, yaitu kondisi yang terjadi ketika seseorang
dengan depresi kronis (dysthymia) mengalami depresi berat.
-
Depresi sekunder, yaitu depresi yang muncul setelah perkembangan
kondisi medis tertentu, seperti hipotiroid, stroke, Parkinson, AIDS, atau
setelah masalah kejiwaan, misalnya skizofrenia, gangguan panik atau bulimia.
-
Depresi tersembunyi, yaitu depresi yang bersembunyi di balik
keluhan fisik dan tidak dapat ditemukan penyebab organiknya.
Gejala Depresi
Gejala dan juga efek depresi berbeda-beda pada berbagai
orang. Berikut ini adalah beberapa gejala psikologis yang muncul akibat
depresi:
-
Merasa
bersedih secara berkepanjangan dan mudah menangis.
-
Mudah
merasa cemas.
-
Kehilangan
rasa percaya diri.
-
Merasa
sangat bersalah, tidak berharga dan tidak berdaya.
-
Merasa
hidup tidak ada harapan.
-
Menjadi
sangat sensitif atau mudah marah terhadap orang di sekitar.
-
Kehilangan
selera untuk menikmati hobi.
-
Tidak
ada motivasi untuk melakukan apa pun.
-
Berpikir
atau mencoba bunuh diri.
Gejala fisik akibat depresi:
-
Rasa
lelah berkepanjangan dan energi berkurang.
-
Gangguan
pola tidur, bisa kesulitan tidur atau tidur berlebihan.
-
Merasakan
berbagai rasa sakit.
-
Kehilangan
hasrat seksual.
-
Bergerak
atau berbicara lebih lambat.
-
Perubahan
berat badan.
-
Gangguan
pencernaan tanpa sebab yang jelas.
Penyebab dan Faktor Risiko Depresi
Tidak ada satu pun penyebab depresi yang spesifik. Depresi biasanya terpicu oleh
kombinasi beberapa faktor. Beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya depresi
antara lain:
-
Kejadian
yang menimbulkan trauma, misalnya:
penyiksaan atau pelecehan, kematian seseorang yang dikasihi, kesepian akibat
terisolasi, masalah dalam hubungan (pernikahan, persahabatan, keluarga,
percintaan dan rekan kerja), serta kesulitan ekonomi.
- Penyakit
serius.
Terkadang depresi muncul secara bersamaan atau sebagai reaksi dari penyakit
yang serius. Beberapa penyakit kronis dan mengancam nyawa bisa meningkatkan
risiko terjadinya depresi, contohnya HIV, penyakit jantungkoroner, diabetes
mellitus dan kanker.
-
Kepribadian. Merasa rendah diri, terlalu keras dalam
menilai diri sendiri dan ketergantungan pada orang lain bisa memicu depresi. Pengalaman
yang dialami dan pola asuh orang tua juga berperan dalam membentuk kepribadian
seseorang.
-
Faktor
keturunan atau riwayat kesehatan keluarga, memiliki anggota keluarga yang memiliki sejarah
depresi, gangguan bipolar, kecanduan alkohol dan kenderungan bunuh diri.
-
Kondisi wanita yang baru melahirkan.
Perubahan hormon dan fisik pada wanita setelah melahirkan sangat berpengaruh
dalam pola pikir seorang wanita. Ditambah dengan penambahan tanggung jawab
serta kehidupan baru karena adanya sang bayi. Gejala ini lazim disebut ‘baby
blues’.
-
Minuman
keras dan narkoba.
Banyak orang berusaha melarikan diri dari permasalahan dengan minum alkohol
atau menggunakan narkoba, yang malah memicu bahkan memperparah depresi.
-
Obat-obatan
tertentu.
Beberapa obat-obatan bisa meningkatkan risiko Anda terkena depresi, misalnya obat
tidur, obat untuk hipertensi, obat untuk jerawat dan kortikosteroid.
Terapi Penderita Depresi
Teknik pengobatan dan perawatan depresi sangat
tergantung kepada jenis dan penyebab dari depresi yang dialami. Namun ada
beberapa teknik yang bisa dicoba:
1. Jika depresi tergolong ringan, penderita
dapat dilatih untuk melakukan terapi
sendiri, misalnya :
a.
Belajar
tentang depresi yang dialaminya.
b.
Berolah
raga, misalnya berjalan, berenang, lari atau aktivitas fisik lainnya. Fungsi olah raga adalah meningkatkan rasa percaya
diri, juga meningkatkan kualitas tidur.
c.
Tidur
cukup, untuk memulihkan kesehatan fisik & mental.
d.
Meditasi
atau yoga,untuk membantu mengendalikan dan menenangkan pikiran.
e.
Menghindari
rokok, minuman beralkohol dan narkoba.
f. Bergabung
dengan komunitas pendukung, misalnya menjadi komunitas MCI.
2.
Psikoterapi :
-
Cognitive
Behavior Therapy (CBT),
diterapkan pada
orang-orang yang tersandera oleh pola pikir tertentu yang merugikan mereka.
Sebagai contoh, ada seorang wanita yang sangat tidak percaya diri dan tidak
berani melakukan apa pun karena sejak kecil ibunya sering mengkritik.
-
Problem-Solving
Therapy
(PST),
untuk meningkatkan kemampuan penderita dalam menghadapi pengalaman yang
membuatnya tertekan, khususnya bagi penderita depresi yang sudah tua.
-
Interpersonal
Therapy (IPT), dilakukan dengan meningkatkan pola
komunikasi dan interaksi dengan orang lain yang dapat membantu meringankan
depresi. IPT membantu menganalisis penyebab konflik dengan orang lain seperti
pertengkaran dengan anggota keluarga atau konflik dengan rekan kerja.
3. Terapi
psikodinamis, membantu
memahami bagaimana emosi memengaruhi perilaku pengidap depresi. Pasien akan
dibantu untuk memahami dan mencari jalan keluar atas masalahnya.
4. Terapi
stimulasi otak, dilakukan
jika pemberian obat tidak mengurangi gejala-gejala
depresi. Dokter akan melakukan terapi elektrokonvulsif (ECT) pada penderita.
Berdasarkan hasil penelitian terakhir, ECT dapat membuat penderita depresi
berat merasa lebih baik.
5. Pemberian
obat,
antidepresan atau lithium bila antidepresan tidak cukup kuat.
6. Penggunaan
Pendant Aura, yang
sangat efektif meningkatkan kualitas tidur penderita , juga membantu
melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga mengurangi efek
samping/penyakit yang mungkin timbul akibat depresi.
Efek depresi yang paling parah adalah kecenderungan
untuk melakukan bunuh diri. Cobalah untuk selalu berbagi cerita kepada
orang-orang terdekat Anda tentang masalah yang sedang dihadapi. Penderita juga
sangat disarankan untuk menemui dokter, terutama jika depresi telah berlangsung
lama atau parah. Makin dini penanganan depresi, kemungkinan pemulihan secara
menyeluruh bisa didapatkan.
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html
Info selengkapnya tentang produk untuk membantu orang menjaga stamina dan kesehatan:Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233