Pinched
Nerve (Saraf Kejepit)
by : BBC
Journalist
Saraf memiliki peranan penting dalam tubuh. Melalui saraf, komunikasi antara tubuh dan otak berjalan lancar. Bagaimana jika saraf kejepit?
Pinched nerve, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan saraf kejepit, adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh jaringan sekitarnya, bisa ligamen, tendon atau tulang. Saat saraf terjepit, tubuh Anda akan mengirimkan sinyal berupa rasa nyeri. Umumnya rasa nyeri dirasakan pada punggung, tapi mungkin juga di beberapa bagian tubuh lainnya. Contohnya, saat cakram hernia menekan akar saraf, rasa sakit akan terasa pada bagian belakang kaki. Berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Saraf kejepit dipicu oleh tekanan pada saraf, yang bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:
· Cedera:
o Akibat terjatuh
dengan benturan yang cukup keras dengan posisi terduduk. Kondisi ini dapat langsung
mengakibatkan pecahnya Nucleus Pulposus (gel pada disc/bantalan ruas tulang
belakang) akibat tekanan berat/shock di sepanjang tulang belakang pada saat jatuh
terduduk. Kondisi ini lebih berisiko pada mereka yang sudah berusia lanjut.
o Aktivitas
olahraga tertentu.
· Komplikasi
penyakit:
o Rematik atau
arthritis pada pergelangan tangan.
o Hernia, suatu
kondisi di mana bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya.
o Kelainan pada
tulang, misalnya carpal tunnel syndrome,
yang dapat menyebabkan saraf kejepit di pergelangan tangan. Kondisi ini
menimbulkan nyeri, mati rasa dan kesemutan pada telapak dan jari-jari tangan.
o Hipothyroid,
terkait yang meningkatkan risiko penumpukan cairan dan kenaikan berat badan.
· Postur tubuh yang
tidak baik, yang dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf dalam jangka waktu yang lama, misalnya posisi tidur dengan siku menekuk.
· Berat badan yang
berlebihan, termasuk meningkatnya berat badan selama kehamilan.
Apa yang terjadi jika
saraf terjepit dibiarkan?
Saat saraf terjepit dan tidak segera
diatasi, jaringan lunak atau pelindung di sekitar saraf dapat pecah, memicu
pembentukan cairan radang. Akibatnya terjadi pembengkakan, tekanan ekstra dan
jaringan parut. Jika dibiarkan dan terjadi terus menerus, saraf akan rusak
secara permanen.
Apa saja gejala
saraf kejepit?
Selain rasa nyeri, ada beberapa gejala
lain yang bisa Anda amati, seperti:
· Mati rasa, kebas
pada bagian tubuh yang banyak sarafnya, seperti leher atau punggung bagian
bawah.
· Muncul nyeri atau
panas seperti terbakar yang menjalar ke luar.
· Kesemutan
· Lemahnya otot pada
bagian tubuh yang diduga mengalami saraf kejepit
Terkadang gejala memburuk saat Anda
melakukan beberapa gerakan tertentu, seperti memutar kepala atau menegangkan leher.
Bagaimana mengatasi saraf
kejepit?
Jenis terapi & lama pengobatan
yang diterapkan berbeda-beda tergantung pada seberapa berat rasa sakit &
komplikasi yang ditimbulkan. Mungkin dokter akan meminta pasien untuk mengistirahatkan bagian
yang cedera dan menghindari aktivitas yang akan memperburuk keluhan. Terapi
yang umum dilakukan:
1. Fisioterapi,
terapi ini akan meregangkan dan menguatkan otot. Terapi yang diberikan hampir
selalu berupa olahraga khusus, termasuk peregangan, latihan inti, angkat beban
dan berjalan.
2. Pemberian obat, di
antaranya:
·
Aspirin,
ibuproven, atau naproxen untuk mengurangi pembengkakan
·
Kortikosteroid
oral untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak
·
Injeksi steroid
untuk mengurangi bengkak
3. Pembedahan, bila
fisioterapi dan obat sudah dilakukan selama berbulan-bulan namun belum
membantu, atau terjadi pembentukan jaringan parut atau material cakram.
4. Pengobatan alternatif mungkin dilakukan dengan
pengawasan dokter, terapi yang diterapkan di antaranya akupuntur, pijat atau
chiropratic.
5. Penyinaran dengan
menggunakan Bioglass, yang diharapkan dapat membantu meredakan nyeri dan melemaskan otot di sekitar saraf yang terjepit, dengan demikian diharapkan cedera tidak semakin parah dan dimungkinkan untuk sembuh.
Cara
mencegah saraf kejepit:
- Mempertahankan posisi tubuh yang baik, jangan
menyilangkan kaki sembarangan atau berbaring dengan posisi yang sama dalam
waktu yang lama.
- Berolahraga secara teratur untuk melatih
kekuatan dan kelenturan.
- Perhatikan berat badan ideal. Untuk menjaga
berat badan ideal, Anda dianjurkan mengonsumsi Soshin, Salut & Mealionaire.
- Bagi penderita yang sudah menjalani terapi,
beristirahatlah sampai benar-benar sembuh. Minum Glucola secara rutin dapat
membantu mempercepat proses penyembuhan.
Repost Testimoni Saraf Kejepit Papa Juli W🙏
Sharing ya teman²
Awal sy kenal Bioglass MCI itu sekitar 5 thn lalu, saat itu
sy tidak tertarik sm sekali, dlm hati saya, masa sih kaca beling gt bisa begitu
besar manfaatnya utk kesehatan? 😊😬
Dan sekitar 1 thn lalu melalui FB seorang teman sy mulai
mengenal produk² MCI dan manfaat²nya lebih jauh.
Sampai suatu hari kebetulan papa saya penderita saraf
terjepit, saat itu leher dan pundak papa tidak dpt digerakkan, seluruh badannya
terasa sakit, bbrp usaha sdh dilakukan tapi tdk sembuh² juga.
Akhirnya sy memutuskan utk membeli Bioglass dan senter
Bioglass utk terapi.
Hari pertama kata papa ngk ada perubahan apa².Saya ksh semangat papa utk terus rutin dipakai dan minum air Bioglassnya setiap hari.
Hari kedua mulai terasa ada sedikit perubahan dan hari ke 3
ketika sy kermh papa ternyata papa sdh bisa pergi berenang 😄
Kata papa urat² yg terasa mengikat di leher dan bahunya sdh
terasa longgar.
Senang banget mendengarnya 😃 dan 1 lg teman² sakit
asam lambung sy juga sembuh dgn hanya rutin minum air rendaman Bioglass setiap
hari dan msh banyak lagi manfaat² lain yg saya rasakan.
Dari situ sy makin yakin produk MCI itu bagus dan saya
memutuskan utk bergabung di keluarga besar MCI😊
Semoga bermanfaat
Info & pemesanan produk untuk mengatasi saraf kejepit:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop 0813 2181 0330
Widi/Yeremia 0896 5279 5233
Tidak ada komentar:
Posting Komentar