Translate

Tampilkan postingan dengan label kanker servix. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kanker servix. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Juni 2017

Kanker  Serviks
by : BBC Journalist
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada serviks (leher rahim), yaitu pintu masuk dari vagina menuju rahim.
Semua wanita memiliki risiko menderita kanker serviks, namun risiko lebih tinggi pada wanita yang aktif secara seksual.


Penderita kanker serviks di Indonesia
Pada tahun 2014, WHO menyatakan:
-         Terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita Indonesia akibat penyakit kanker, dan 10,3 persennya adalah akibat kanker serviks.
-         Setiap tahun muncul 21 ribu kasus baru dengan usia penderita yang semakin muda, di bawah usia 20 tahun.

Penelitian WHO mengungkapkan, tingginya angka kejadian kanker serviks disebabkan oleh:
-          Kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia.
-          Kurangnya pemahaman wanita akan kesehatan organ reproduksinya sendiri.

Akibatnya pasien baru memeriksakan kondisinya saat kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain.
Padahal deteksi dan penanganan dini dapat menyembuhkan kanker serviks sampai  100%. Apa saja gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai?
Gejala kanker serviks
Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kalanya gejala tidak muncul sama sekali. Gejala baru muncul saat kanker memasuki stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin sangat penting untuk ‘menangkap’ sel pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.

Adapun gejala yang perlu diwaspadai di antaranya :
-         Pendarahan tidak normal, termasuk flek.
-         Pendarahan dan rasa nyeri selesai berhubungan seksual.
Gejala lain yang mungkin muncul :
-         Keluar cairan berbau dari vagina, biasanya berwarna merah muda, pucat, coklat atau mengandung darah.
-         Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya, misalnya menstruasi yang lebih dari 7 hari sebanyak 3 bulan berturut-turut atau lebih.
-         Pendarahan menstruasi yang sangat banyak.
Pada stadium lanjut, di mana kanker sudah menyebar ke jaringan dan organ sekitarnya, gejala akan semakin parah :
-         Hematuria atau terdapat darah pada urine.
-         Sulit buang air kecil dan air besar.
-         Penurunan berat badan.
-         Pembengkakan pada salah satu kaki.
-         Nyeri pada tulang.
-         Kehilangan selera makan.
-         Rasa sakit pada perut bagian bawah dan panggul.
-         Nyeri pada punggung atau pinggang, karena terjadi pembengkakan pada ginjal. Kondisi ini disebut hidronefrosis.

Faktor lain yang bisa menigkatkan risiko kanker serviks :
-         Aktivitas seksual terlalu dini.
-         Berganti-ganti pasangan seksual.
-         Merokok.
-         Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-         Melahirkan anak, semakin banyak anak yang dilahirkan, semakin tinggi risiko terkena kanker serviks.
-         Mengonsumsi pil KB lebih dari 5 tahun.
 
Apa penyebab kanker serviks?
Hampir semua kasus kanker serviks (99,7%) disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki dan alat kelamin.

Ada banyak jenis HPV yang sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Jenis HPV yang menyebabkan kanker rahim adalah HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70% kasus kanker serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah terinfeksi, karena HPV jenis ini tidak menimbulkan gejala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.

HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab kanker serviks. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker. 
Pentingnya langkah screening untuk mendeteksi kanker serviks
Perubahan sel permukaan leher rahim menjadi sel kanker biasanya terjadi dalam periode beberapa tahun, namun dapat dideteksi melalui tindakan screening (pap smear atau tes smear). Saat melakukan pap smear, sampel sel dari leher rahim diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi jika ada sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker.

Hasil tes smear yang abnormal tidak berarti seseorang menderita kanker serviks. Kebanyakan hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang bisa ditangani dengan mudah. Disarankan pada wanita yang telah aktif secara seksual dan berusia 25-49 tahun diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap lima tahun sekali. Hubungi dokter untuk mencari tahu lebih banyak tentang pemeriksaan ini.
Tingkat Stadium Menentukan Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung pada beberapa faktor, di antaranya stadium, yang
menggambarkan tingkat perkembangan dan penyebaran kanker serviks:
  • Stadium 0: stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tapi ada perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut sebagai cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).
  • Stadium 1: kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran.
  • Stadium 2: kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan di jaringan sekitarnya, tapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
  • Stadium 3: kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan/atau ke bagian bawah dari vagina.
  • Stadium 4: kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain,  seperti paru-paru.
Tidak ada cara untuk mencegah kanker serviks, namun masih ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena kanker ini, yaitu berhubungan seks dengan aman, setia pada pasangan, screening rutin pada leher rahim, vaksinasi, serta berhenti merokok.
 
Komplikasi Akibat Kanker Serviks
Komplikasi bisa muncul sebagai akibat langsung dari kanker atau efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Misalnya karena radioterapi, operasi, atau kemoterapi. Komplikasi dari kanker serviks adalah:
  • Komplikasi ringan: pendarahan kecil pada vagina dan/atau sering kencing.
  • Komplikasi berat: pendarahan yang parah dan bahkan gagal ginjal.
 
Penanganan Kanker Serviks
Penanganan kanker serviks biasanya melibatkan tim yang terdiri dari dokter dari berbagai spesialisasi. Tim ini akan membantu memilih cara terbaik melanjutkan pengobatan, tapi keputusan akhir tetap ada di tangan Anda.

Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi dua:
1.     Penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya.
2.     Penanganan kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi, dan kadang operasi juga perlu dilakukan.

Jika diagnosis kanker serviks sudah diketahui sejak awal, kemungkinan pulih sepenuhnya cukup bagus. Tapi jika kanker sudah menyebar, peluang pulih total akan berkurang. Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, mungkin akan disarankan untuk dilakukan perawatan paliatif. Perawatan jenis ini berfungsi untuk memperlambat penyebaran kanker, memperpanjang usia pasien dan mengurangi gejala yang muncul, misalnya rasa sakit dan pendarahan vagina.



Info selengkapnya tentang produk untuk menjaga stamina dan mencegah kanker serviks:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233