Translate

Selasa, 08 November 2016

👾~ASMA yang MENYESAKKAN~👾
by: BBC Journalist
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.

Penderita asma di Indonesia

Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen dari total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat penderita asma terbanyak sebanyak 7.8 persen dari total penduduk di daerah tersebut.

Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia dalam hal angka kematian akibat asma.

Diagnosis asma

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.

Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:
  • Spirometri
  • Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
  • Uji Provokasi Bronkus
  • Pengukuran Status Alergi
  • CT Scan
  • Rontgen
Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat usianya lebih dewasa. Namun gejala asma yang tergolong menengah atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa juga muncul kembali. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-kanak.

Pengobatan asma

Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan dari dokter yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara mengenali dan menangani gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus digunakan.

Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma mereka agar dapat menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan adalah inhaler pereda.
Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk (secara perlahan-lahan atau cepat) meskipun sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa saja membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, peradangan pada saluran napas yang sudah berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.

Komplikasi asma

Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:
  • Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
  • Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
  • Tubuh sering terasa lelah.
  • Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
  • Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal).
  • Pneumonia.
  • Gagal pernapasan.
  • Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
  • Kematian.
Mengendalikan penyakit asma
Jika Anda kebetulan mengidap asma atau hidup dengan asma sejak lama, jangan cemas dengan kondisi ini karena asma merupakan penyakit yang masih dapat dikendalikan asalkan Anda:
  • Mengenali dan menghindari pemicu asma.
  • Mengikuti rencana penanganan asma yang dibuat bersama dokter.
  • Mengenali serangan asma dan melakukan langkah pengobatan yang tepat.
  • Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.
  • Memonitor kondisi saluran napas Anda.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh penderita dari dalam dengan rutin minum air sulingan Bioglass 2+ dan mengenakan Pendant MCI.
Jika penggunaan inhaler pereda asma reaksi cepat makin meningkat, segera konsultasikan kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali. Selain itu, disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur untuk mencegah memburuknya penyakit asma yang disebabkan kedua penyakit tersebut.

 


Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330

Widi/Yeremia
0896 5279 5233

Senin, 07 November 2016

👾~Cuci Darah... MAHAL & MENYAKITKAN ~👾
by : BBC Journalist
Sejatinya GINJAL kita secara alami mampu melakukan 'cuci darah' secara otomatis. Namun saat GINJAL tidak lagi dapat melaksanakan tugasnya, dibutuhkan tindakan medis untuk menghilangkan kelebihan kotoran dan air di dalam darah.
Seperti apa proses 'cuci darah' berlangsung dan kenapa dibutuhkan prosedur 'cuci darah'?
Bagaimana agar kita tidak harus menjalani 'cuci darah'?
Yuk, simak uraian berikut...

Kenapa Membutuhkan Cuci Darah?

Penyaringan darah adalah tugas ginjal. Pada penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal, fungsi  ini tidak dapat dilakukan secara optimal.

Karena ginjal gagal untuk melakukan pembersihan, terjadilah penumpukan limbah dan cairan pada darah. Kondisi ini berisiko membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Seseorang yang kehilangan fungsi ginjalnya antara 85-90 persen wajib melakukan cuci darah agar terhindar dari beragam komplikasi yang fatal.
Tentu saja dibutuhkan penilaian dari dokter dan serangkaian tes medis untuk menentukan mengenai wajib atau tidaknya seseorang melakukan cuci darah. Level kreatinin dan ureum pada darah adalah dua hal yang akan dijadikan tolok ukur keputusan dokter. Demikian juga pemeriksaan urine.
 “Creatinine clearance” pada urine sebagai tolak ukur untuk memeriksa kecepatan ginjal menyaring darah. Normalnya  adalah 90-110 militer per menit. Jika kecepatan proses pembersihan kreatinin menurun sekitar 10-12cc/menit, maka orang tersebut wajib menjalani dialisis atau cuci darah.
Meski begitu, ada indikator lain yang mewajibkan pasien melakukan cuci darah meski Creatinine Clearance masih di atas angka minimal. Indikator tersebut adalah kemampuan tubuh pasien dalam mengatasi masalah kelebihan air, keluhan seputar jantung, pernapasan, perut, atau kebas di kaki.

Metode Cuci Darah

Dalam melakukan proses cuci darah, ada dua metode yang bisa dipilih pasien, yaitu hemodialisis atau peritoneal dialisis.
  • Hemodialisis
Jenis cuci darah hemodialisis adalah yang paling banyak dikenal orang. Jika seseorang memakai prosedur ini, dia akan melakukannya tiga kali seminggu.
Proses cuci darah dengan hemodialisis menggunakan dua selang yang dipisahkan oleh mesin penyaring. Selang pertama akan mengalirkan darah dari tubuh pasien melalui jarum menuju mesin penyaring. Dari mesin penyaring, darah akan menuju selang lain yang kemudian akan diteruskan ke dalam tubuh pasien.
Proses ini biasanya menghabiskan waktu sekitar empat jam dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Efek samping yang biasanya muncul akibat hemodialisis adalah kulit gatal dan kram pada otot.
  • Peritoneal dialisis
Metode ini tidak memakai mesin penyaring sebagaimana metode hemodialisis. Adalah peritoneum yang merupakan lapisan dalam dari perut yang digunakan sebagai penyaring. Peritoneum memiliki ribuan  pembuluh darah kecil yang bisa berfungsi selayaknya ginjal.
Pasien akan mendapatkan sayatan kecil di dekat pusar untuk jalan masuk kateter. Kateter ini akan ditinggal di dalam rongga perut secara permanen. Fungsinya adalah memasukkan cairan dialisat, yaitu cairan yang mengandung gula tinggi untuk menarik zat sampah dan kelebihan cairan dari pembuluh darah sekitar, ke dalam rongga perut. Pasien akan merasakan perut penuh selama proses ini. Setelah proses ini selesai,  cairan dialisat yang sudah mengandung zat sisa dan cairan ini dialirkan ke kantong khusus yang akhirnya dibuang. Lalu diganti dengan cairan segar.
Keuntungan proses cuci darah dengan metode ini adalah bisa dilakukan di rumah kapan saja dan biasanya dilakukan saat pasien sedang tidur. Sayangnya, metode ini harus dilakukan empat kali tiap hari dan memakan waktu sekitar 30 menit. Peronitis alias infeksi peritoneum yang mengelilingi rongga perut mungkin terjadi akibat metode ini. Kenaikan badan karena cairan dialisat yang mengandung kadar gula cukup tinggi, atau munculnya hernia karena berat cairan di dalam rongga perut, ini semua merupakan faktor risiko yang harus pasien pertimbangkan sebelum memutuskan.

Apakah Proses Cuci Darah akan Mengganggu Aktivitas Pasien?

Meski semestinya proses cuci darah tidak menyakitkan, beberapa pasien mungkin akan mengalami:
  • Sakit kepala, mual, muntah, kram, dan penurunan tekanan darah.
  • Mudah lelah, depresi, dan merasa minim waktu untuk melakukan berbagai aktivitas.
Secara umum cuci darah juga bukan halangan untuk melakukan berbagai aktivitas berenang, berolahraga, mengemudi, atau bahkan berlibur. Namun tentu saja biaya cuci darah tidak murah.
Proses dialisis adalah bentuk pertolongan terhadap kerusakan organ ginjal. Fungsi ginjal untuk menyaring darah seluruh tubuh inilah yang membuat ginjal merupakan salah satu organ vital. Maka dari itu, jagalah kesehatan ginjal Anda:
  • Perbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk menjaga tekanan darah di ginjal yang penting dalam proses penyaringan.
  • Batasi konsumsi garam.
  • Cukup minum. Penderita cuci darah dianjurkan minum air sulingan Bioglass 2+
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html

Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233

Minggu, 06 November 2016

👾~Sinusitis~👾
by: BBC Journalist
Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus adalah rongga kecil berisi udara yang terletak di belakang tulang pipi dan dahi. Sinusitis termasuk penyakit umum yang bisa menjangkiti orang-orang pada segala umur. Beberapa tipe sinusitis berdasarkan lamanya perjalanan penyakit, antara lain:
  • Sinusitis akut.
  • Sinusitis subakut.
  • Sinusitis kronis.
  • Sinusitis kambuhan.

Secara umum, gejala sinusitis adalah:
  • Sakit kepala.
  • Demam dengan suhu 38°Celcius atau lebih.
  • Hidung tersumbat atau keluar cairan kuning kehijauan.
  • Nyeri pada bagian wajah dan terasa sakit ketika ditekan.
  • Kehilangan indera penciuman.
  • Napas berbau (halitosis).


Letak Sinus Pada Bagian Tubuh Manusia

Sinus merupakan ruangan-ruangan kecil yang saling berhubungan melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Rongga sinus membuka lubang pada hidung.Terdapat empat pasang sinus di dalam kerangka kepala manusia yaitu di belakang dahi, di kedua sisi dari batang hidung, di belakang mata, serta di belakang tulang pipi.

Lendir atau mukus yang dihasilkan oleh sinus berfungsi membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang masuk ke paru-paru. Lendir ini mengalir ke hidung melalui saluran-saluran kecil. Saluran ini bisa terhalang jika sinus terinfeksi atau mengalami peradangan.

Penyebab Utama dan Faktor Pemicu Kemunculan Sinusitis

Penyebab sinusitis  yang paling umum pada orang dewasa adalah karena pembengkakan dinding dalam hidung. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh virus flu atau pilek yang disebarkan sinus dari saluran pernapasan atas. Faktor pemicu sinusitis pada orang dewasa selain infeksi virus adalah infeksi jamur, infeksi gigi, serta kebiasaan merokok. Biasanya setelah terjadi pilek atau flu, infeksi bakteri sekunder bisa terjadi. Ini akan menyebabkan dinding dari sinus mengalami peradangan atau inflamasi.

Pada anak-anak sinusitis disebabkan oleh alergi, tertular penyakit dari anak-anak lain di sekitarnya, kebiasaan menggunakan dot ataupun minum dari botol dalam keadaan berbaring, dan tinggal di lingkungan yang penuh asap. 

Langkah-langkah Mendiagnosis Sinusitis
Diagnosis sinusitis bisa dilakukan oleh dokter dengan melihat gejala yang terjadi, misalnya hidung tersumbat atau beringus dengan rasa nyeri pada wajah. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada hidung pasien. Jika sinusitis yang diderita sudah parah atau muncul kembali, Anda disarankan untuk menemui dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan). Dokter spesialis ini akan mencoba mencari penyebab utama dari sinusitis yang terjadi. CT scan juga bisa digunakan untuk mencari tahu penyebab sinusitis.

Obat-obatan Untuk Mengatasi Sinusitis

Kebanyakan penderita sinusitis tidak perlu menemui dokter, karena kasus yang disebabkan virus akan hilang dengan sendirinya. Sinusitis butuh waktu sekitar dua hingga tiga minggu untuk sembuh sepenuhnya. Kondisi ini lebih lama dibandingkan pilek. Jika Anda menderita sinusitis ringan, obat-obatan pereda rasa sakit dan dekongestan akan membantu mengurangi gejala yang timbul.

Periksakan pada dokter jika gejala tidak membaik setelah seminggu memulai pengobatan, kondisi makin memburuk atau terus-menerus kembali. Dalam kasus seperti ini, antibiotik dan steroid semprot atau tetes mungkin akan diresepkan oleh dokter.
Untuk kasus sinusitis yang parah, ada kemungkinan dibutuhkan operasi untuk meningkatkan fungsi sinus dan juga fungsi drainase-nya. Operasi hanya disarankan jika pengobatan sinusitis lainnya gagal memberikan hasil.

Terapi dengan menggunakan Bioglass 2+ juga sangat dianjurkan, caranya:
  • Bioglass 2+ disenter rutin ke area peradangan.
  • Air sulingan Bioglass 2+ rutin diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Penyakit-penyakit yang Bisa Muncul Akibat Komplikasi Sinusitis

Penderita sinusis akut yang tidak diobati dengan benar akan mengalami komplikasi, yaitu sinusitis kronis.
Bila sinusitis kronis tidak juga ditangani dengan baik, maka juga akan terjadi komplikasi antara lain:
  • Jika infeksi menyebar ke dinding otak, bisa menyebabkan meningitis.
  • Kerusakan indera penciuman sebagian atau seluruhnya.
  • Masalah dalam penglihatan. Penglihatan berkurang atau bahkan buta.
  • Memicu munculnya infeksi kulit atau tulang.

Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330

Widi/Yeremia
0896 5279 5233

Sabtu, 05 November 2016

👾~Waspadai Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)~👾
by : BBC Journalist
Pernahkah Anda merasa penglihatan berkunang-kunang, konsentrasi berkurang, pucat, pusing, bahkan pingsan? Bisa jadi itu adalah gejala tekanan darah rendah atau hipotensi. Tekanan darah dikatakan rendah ketika kurang dari 90 mmHg pada sistolik (bilangan atas) atau 60 mmHg pada diastolik (bilangan bawah).
Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri, tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah.
Normalnya, orang berusia di bawah 60 tahun memiliki tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg, dan tekanan darah di bawah 150/90 mmHg untuk usia di atas 60 tahun. Jika tekanan darah turun secara tiba-tiba sebesar 20 mmHg, misalnya sistolik 100 mmHg menjadi 80 mmHg, dapat berbahaya. Anda akan merasa pusing dan bahkan pingsan karena otak tidak mendapat cukup pasokan darah.
Terhambat atau terbatasnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal dapat terjadi jika tekanan darah terlalu rendah, sehingga dapat menyebabkan kepala terasa ringan dan pusing. Tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.
Ada dua ukuran yang digunakan dalam tekanan darah, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 dan 140/90. Penderita hipotensi memiliki tekanan darah di bawah 90/60, sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90 maka orang tersebut menderita hipertensi.
Berikut adalah jenis hipotensi berdasarkan kapan terjadinya penurunan tekanan darah :
  • Hipotensi ortostatik merupakan turunnya tekanan darah ketika Anda berubah posisi, misalnya tiba-tiba bangkit dari posisi duduk atau tidur ke posisi berdiri. Penurunan tekanan darah biasanya lebih dari 20/10 mmHg. Kondisi ini ditandai dengan penglihatan yang berkunang-kunang serta menurunnya keseimbangan tubuh, sehingga berisiko terjatuh dan kehilangan kesadaran. Umumnya, hipotensi jenis ini dialami orang berusia di atas 65 tahun.
  • Hipotensi postprandial adalah penurunan tekanan darah sekitar 20 mmHg dalam dua jam setelah makan. Jenis hipotensi ini juga umum dialami orang lanjut usia, terutama mereka yang mengidap penyakit Parkinson atau kelainan pada sistem saraf otonom. Penyebabnya memang belum dapat dipastikan, tetapi bisa jadi berkaitan dengan karbohidrat yang tinggi.
  • Hipotensi vasovagal terjadi ketika seseorang berdiri terlalu lama. Anak-anak lebih sering mengalami hipotensi jenis ini daripada orang dewasa, misalnya berdiri lama saat upacara. Rasa sakit juga dapat menjadi penyebabnya. Jika pingsan, penderita hipotensi vasovagal umumnya akan sadar kembali dalam waktu singkat.
  • Hipotensi akut terjadi ketika organ tubuh Anda tidak mendapat pasokan darah dan oksigen yang cukup secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya berhubungan dengan syok karena berbagai penyebab, contoh infeksi berat, pendarahan jumlah besar dalam waktu singkat, serangan jantung, dehidrasi atau reaksi alergi anafilaksis.
  • Hipotensi kronis adalah jenis hipotensi yang disebabkan oleh kondisi yang bersifat jangka panjang seperti penyakit Addison dan gagal jantung.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah rendah. Orang yang sedang relaks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.

Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.

Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di antaranya adalah:

  • DehidrasiDehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare. Bisa juga akibat cuaca panas.
  • Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan darah, seperti obat antidepresi dan obat anti-hipertensi seperti alpha-blocker dan beta-blocker.
  • Anemia. Anemia menyebabkan jumlah sel darah merah berada di bawah normal. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
  • Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan darah.
  • Penyakit saraf. Penyakit saraf seperti penyakit Parkinson dapat menyebabkan hipotensi ketika menjangkiti sistem saraf yang mengontrol fungsi tubuh otonom seperti mengendalikan tekanan darah.
  • Syok dan cedera serius. Jika Anda mengalami cedera serius dan terkena syok misalnya akibat pendarahan yang hebat, tekanan darah akan menurun drastis.
  • Penyakit jantung. Penyakit parah seperti penyakit jantung menyebabkan darah tidak bisa dipompa dengan baik oleh jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan darah pun menurun.
  • Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.
Gejala Hipotensi
Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup rendah, kemungkinan besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.
  • Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
  • Pusing.
  • Lemas.
  • Mual.
  • Pingsan.
  • Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
  • Pandangan buram.
Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan. Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.

Jika Anda sering mengalami gejala hipotensi seperti yang disebutkan di atas, temui dokter untuk mengukur tekanan darah Anda dan memeriksa apakah ada penyakit tertentu yang menyebabkan hipotensi.
Diagnosis Hipotensi
Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.
  • Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.
  • Istirahat minimal 5 menit.
  • Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.
Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:
  • Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta detak jantung yang tidak teratur.
  • Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
  • Tes latihan stress. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan dengan berjalan di treadmill.
  • Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien mengalami anemia atau diabetes.

Pengobatan & Pencegahan Hipotensi

Cara penanganan tekanan darah rendah akan tergantung pada penyebab dasarnya. Misalnya, jika penyebabnya adalah gagal jantung, maka diperlukan penanganan secara medis dan perubahan gaya hidup agar terhindar dari hipotensi. Jika disebabkan oleh efek samping obat, maka pengobatan alternatif bisa diganti oleh dokter. Hipotensi secara umum dapat ditangani dengan beberapa cara berikut.
  • Konsumsi makanan yang kaya akan kandungan garam karena sodium bisa menaikkan tekanan darah. Khusus untuk Anda yang berusia lanjut, konsultasikan dahulu dengan dokter Anda sebelum menambahkan takaran garam di dalam diet sehari-hari.
  • Minum lebih banyak air putih untuk meningkatkan volume darah dan mencegah dehidrasi yang bisa menyebabkan hipotensi.
  • Mengubah posisi dengan perlahan atau tidak berdiri terlalu lama.
  • Tidur dengan 2-3 bantal agar ketika bangun dan berdiri tidak terjadi penurunan drastis pada tekanan darah.
  • Batasi minuman beralkohol.
  • Mengonsumsi secangkir kopi di pagi hari bisa membantu.
  • Gunakan stoking kompresi untuk megurangi terkumpulnya darah di tungkai.
Jika hipotensi menyebabkan gejala-gejala yang cukup mengganggu dan tidak dapat ditangani dengan tips di atas, maka Anda bisa meminta resep dari dokter untuk meningkatkan tekanan darah.
Segera periksakan ke dokter apabila Anda mengalami gejala tekanan darah rendah yang disertai gejala lain seperti sakit pada bagian dada, demam, denyut jantung tidak beraturan, napas pendek, dan pingsan.
Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233
👾~Insomnia~👾
by: BBC Journalist

Insomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh meski dia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik penderita insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.
Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang terjadi secara alami untuk memungkinkan tubuh Anda untuk beristirahat. Saat tidur, tubuh akan melalui siklus yang bergantian antara tidur gerakan mata cepat (Rapid Eye MovementI/REM) dan tidur non-gerakan mata cepat (non Rapid Eye Movement/ non-REM). Anda mungkin akan melalui empat atau lima siklus tidur dalam satu malam. Satu siklus tidur berlangsung kurang lebih selama 90 menit. Diawali dengan 4 tahap tidur non-REM yang terdiri dari tidur ringan hingga tidur dalam. Lalu dilanjutkan dengan tidur REM yang mana di tahap inilah proses mimpi terjadi.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa angka kasus insomnia di negara-negara berkembang termasuk Indonesia mencapai 150 juta kasus ditahun 2010. Penelitian yang sama menyatakan bahwa di antara delapan negara yang diteliti, Indonesia memliki kasus insomnia yang termasuk sedikit, yaitu 3.9 persen untuk pria, dan 4.6 persen untuk wanita.
Gejala insomnia
Sulit untuk menentukan ukuran tidur normal karena kebutuhan tidur berbeda-beda bagi tiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan.  Gejala-gejala insomnia yang paling umum di antaranya:
  • Susah tidur.
  • Terbangun di malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
  • Merasa lelah, uring-uringan, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang harinya.
  • Tidak bisa tidur siang meskipun tubuh lelah.

Penyebab insomnia

Ada beberapa faktor penyebab insomnia yang pada akhirnya berujung kepada kondisi sulit tidur pada jangka waktu yang cukup lama. Mulai dari akibat gaya hidup dan masalah kenyamanan ruangan kamar, hingga akibat gangguan psikologi, masalah kesehatan fisik, dan efek samping obat-obatan.
Diagnosis insomnia
Ada beberapa hal yang mungkin ditanyakan dokter sebagai upaya mendiagnosis insomnia, di antaranya:
  • Rutinitas tidur Anda.
  • Gaya hidup yang buruk, misalnya kebiasaan mengonsumsi kopi atau minuman keras secara berlebihan.
  • Porsi olahraga Anda.
  • Riwayat kesehatan (penyakit yang mungkin Anda derita).
  • Obat-obatan yang mungkin Anda konsumsi.
Selain itu, dokter juga akan meminta Anda membuat buku harian tidur minimal selama dua minggu. Langkah ini dapat membantu dokter memahami pola tidur dan mengukur tingkat keparahan insomnia Anda.

Beberapa informasi yang harus Anda cantumkan di dalam buku harian tidur biasanya meliputi waktu yang dibutuhkan untuk bisa terlelap, pukul berapa kira-kira Anda mulai tidur, berapa kali Anda terbangun di malam hari, dan pukul berapa Anda terbangun. Informasi yang lengkap akan membantu dokter menangani insomnia Anda secara tepat.

Pengobatan insomnia

Dalam mengobati insomnia, hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebab. Jika insomnia didasari oleh kebiasaan atau pola hidup tertentu yang tidak sehat, maka dokter akan menyarankan pasien untuk memperbaikinya. Jika insomnia disebabkan oleh gangguan kesehatan (misalnya gangguan kecemasan), maka dokter akan terlebih dahulu mengatasi kondisi yang mendasari rasa cemas tersebut.
Dokter juga akan membantu mengatasi efek samping dari insomnia, misalnya penurunan stamina dan kelelahan berlebih.
Untuk membantu merilekskan sekaligus menjaga aliran darah tetap lancar, penderita dianjurkan menggunakan Pendant MCI dan lebih banyak minum, terutama air sulingan Bioglass 2+.
Untuk menjaga stamina, penderita dianjurkan minum Glucola 1 sachet sebelum tidur.

Dalam beberapa kasus insomnia, dokter akan menyarankan pasien menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini bisa membantu pasien mengubah perilaku dan pola pikir yang memengaruhi tidur mereka.
Jika dirasa perlu, dokter dapat meresepkan obat tidur untuk beberapa waktu. Obat tidur merupakan solusi yang bersifat sementara saja. Menangani gejala insomnia tanpa mencari solusi untuk akar penyebabnya, jarang berhasil sepenuhnya.
Saat yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter
Sebaiknya periksakan diri ke dokter jika Anda kesulitan untuk tidur atau sulit mempertahankan tidur, terlebih lagi jika hal tersebut berdampak kepada kehidupan sehari-hari Anda.

Kelelahan karena insomnia dapat memengaruhi suasana hati Anda dan menciptakan masalah di dalam hubungan Anda dengan orang-orang terdekat dan rekan kerja.


Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330

Widi/Yeremia
0896 5279 5233