Translate

Selasa, 04 April 2017

Living with ‘LUPUS’
by : BBC Journalist
 
Pernahkah Anda bayangkan seorang artis multitalenta ternyata menderita penyakit berbahaya ini? Benar, Selena Gomez adalah 1 dari artis Hollywood yang tengah berjuang melawan penyakit Lupus.
Bukan hanya Selena, namun Kristen Johnston, Toni Braxton, Shannon Boxx, Nick Cannon dan Seal juga tengah berjuang melawan penyakit yang sama.
Apa sebenarnya Lupus? Bagaimana penyakit ini membahayakan penderitanya?

Lupus adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh kerja sistem kekebalan tubuh yang keliru (autoimun), sehingga menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
Inflamasi akibat lupus dapat menyerang berbagai bagian tubuh, misalnya kulit, sendi, sel darah, paru-paru bahkan jantung, sehingga menimbulkan manifestasi penyakit yang beragam. 
  
Penderita Lupus di Indonesia
Penderita lupus di dunia dipercaya mencapai lima juta jiwa. Penyakit ini kebanyakan menyerang wanita pada usia 15-50 tahun (usia masa produktif). Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa lupus juga dapat menyerang anak-anak dan pria.
Menurut data dari Yayasan Lupus Indonesia (YLI), jumlah penderita lupus di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 12.700 jiwa. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 13.300 jiwa pada tahun 2013.

 Berdasarkan gejalanya,

Lupus dibagi atas beberapa tipe:
1.    Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE), merupakan tipe yang paling sering dibicarakan. Gejala yang paling sering muncul adalah:
a.    Rasa lelah yang ekstrem dan berkepanjangan, sehingga menghambat aktivitas penderita. Akibatnya banyak penderita SLE mengalami depresi.


b.   Ruam pada kulit.
c.    Nyeri pada persendian tangan dan kaki.
d.   Gejala lain, seperti sariawan, demam tinggi, tekanan darah tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, rambut rontok, mata kering, sakit dada, kehilangan daya ingat, napas pendek, dll.
2.    Lupus eritematosus diskoid (discoid lupus erythematosus/DLE), yaitu lupus yang menyerang kulit. Biasanya dapat dikendalikan dengan menghindari paparan sinar matahari langsung dan pemberian obat.
3.    Lupus akibat penggunaan obat. Efek samping obat pasti berbeda-beda pada tiap orang. Gejala Lupus akibat obat umumnya akan hilang jika Anda berhenti mengonsumsi obat tersebut. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum Anda memutuskan untuk berhenti mengonsumsi obat dengan resep dokter.

Meski tidak menular, penyakit Lupus bisa diturunkan. Komplikasi Lupus juga bisa sangat berbahaya bahkan menyebabkan kematian,di antaranya :
1.    Pembengkakanpergelangan kaki akibat penumpukan cairan.
2.    Fenomena Raynaud, di mana jari tangan dan kaki memutih atau membiru jika terpapar hawa dingin atau stres.
3.    Komplikasi kardiovaskular, penderita SLE bisa mengalami radang pada kantung yang membungkus jantung (perikarditis) atau pada otot-otot jantung (miokarditis). SLE juga dapat menyebabkan inflamasi pada jantung dan pembuluh darah. Karena itu, penderita SLE diperkirakan memiliki risiko 6-8 kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular.
4.    Komplikasi nefritis Lupus,berupa gangguan ginjal. Diperkirakan sekitar 50% di antara penderita SLE mengidap nefritis lupus. Penyakit ini juga cenderung berkembang pada tahap awal SLE (biasanya dalam lima tahun pertama). Tes darah biasanya akan dianjurkan untuk memantau kondisi ginjal Anda secara seksama.
5.    Risiko penyakit autoimun lainnya, seperti:
o   Penyakit tiroid
o   Sindrom Sjogren, yaitu rusaknya kelenjar air liur & air mata, sehingga mata dan mulut kering.
o   Sindrom Hughes (sindrom antifosfolipid), yang mempertinggi risiko penggumpalan darah pada arteri dan vena, mengakibatkan trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT).
6.    Risiko pada kehamilan, yaitu meningkatkan risiko preeklamsia, kelahiran prematur, keguguran dan kelahiran mati.
Apa penyebab Lupus?
Para pakar menduga ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko Lupus, yaitu:
1.    Faktor genetika (keturunan), di antaranya:
a.   Pengaruh anggota keluarga yang menderita Lupus, yaitu bila ada salah satu anggota keluarga, terutama saudara kembar menderita Lupus.
b.   Mutasi genetik, yang terjadi akibat kekacauan perintah normal pada gen tertentu yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
c.   Gender, jumlah penderita lupus wanita yang lebih banyak daripada pria kemungkinan karena sebagian gen termutasi mengandung kromosom X.
2.    Faktor lingkungan, di antaranya :
a.   Perubahan hormonal pada wanita, misalnya pada saat pubertas atau hamil.
b.    Paparan sinar matahari.
c.   Obat-obatan tertentu, misalnya obat antikejang, antibiotik, obat hipertensi.
d.   Virus Epstein-Barr (EBV) juga dianggap berkaitan dengan SLE. Tetapi yang menjadi masalah adalah infeksi virus ini jarang menunjukkan gejala. Jika ada pun, gejalanya berupa penyakit demam kelenjar.

 Apa gejala Lupus?
Lupus sering dijuluki penyakit ‘seribu wajah’, karena memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, akibatnya banyak penderita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang Lupus. Penderita disinyalir mengalami Lupus jika mengalami minimal 4 dari 11 gejala berikut :
1.   Butterfly rash, ruam dengan pola seperti sayap kupu-kupu, yaitu di area kedua pipi dengan tulang hidung sebagai tengahnya (badan).
2.    Discoid rash, ruam ‘klasik’ berbentuk cakram berwarna merah yang lebih tua di bagian tepi, biasanya muncul pada wajah, kulit kepala dan leher.
3.   Photosensitivity, ruam di atas semakin parah saat terpapar sinar matahari.
4.   Oral ulcers,sariawan terus menerus atau hilang timbul, baik di lidah atau di bagian rongga mulut lainnya.
5.   Arthritis (radang sendi),peradangan pada sendi yang memerah, bengkak dan terasa nyeri.
6.  Peradangan pada organ pernapasan, yang menimbulkan nyeri dada saat batuk atau menarik napas dalam:
a.    Bila terjadi pada lapisan paru-paru disebut serositis.
b.    Bila terjadi pada selaput paru-paru disebut pleuritis.
c.    Bila terjadi pada selaput jantung disebut pericarditis.
7.   Gangguan ginjal, ditandai dengan ditemukannya protein pada air kencing (proteinuria) atau endapan (sedimen) padaurin.
8.   Gangguan neurologis dan psychosis, di mana kerja otak dan sistem saraf terganggu. Menimbulkan sakit kepala, kebingungan, gangguan penglihatan, halusinasi bahkan kejang.
9.   Kelainan darah, Hemolytic Anemia (anemia karena pecahnya sel darah merah), low white blood cell count (jumlah sel darah putih yang rendah) atau low platelet counts (platelet atau trombosit rendah).
10.Immunologic Disorders, gangguan imunitas, diketahui melalui serangkaian tes laboratorium, di antaranya :
a.     Tes antibodi anti DNA, adanya antibodi anti-DNA dalam darah akan meningkatkan risiko Anda terkena SLE. Jumlah antibodi anti-DNA akan meningkat saat SLE bertambah aktif. Tetapi orang-orang yang tidak menderita SLE juga dapat memiliki antibodi ini.
b.    Tes komplemen C3 dan C4, untuk memeriksa tingkat komplemen dalam darah, untuk memeriksa keaktifan SLE. Komplemen adalah senyawa dalam darah yang membentuk sebagian sistem kekebalan tubuh. Level komplemen dalam darah akan menurun seiring aktifnya SLE.
11. Positif ANA (Antinuclear Antibody), digunakan untuk memeriksa keberadaan sel antibodi tertentu dalam darah, yaitu antibodi anti-nuklir. Jenis antibodi ini merupakan ciri utama SLE. Sekitar 95% penderita SLE memiliki antibodi ini. Tetapi hasil yang positif tidak selalu berarti Anda mengidap SLE, jadi tes antibodi anti-nuklir tidak bisa dijadikan patokan untuk penyakit ini. Tes lain juga dibutuhkan untuk memastikan diagnosis.

Setelah dinyatakan positif SLE, kondisi penderita akan terus dipantau, terutama terkait kesehatan ginjal dan risiko anemia. Biasanya dokter akan memantau melalui cek rontgen, USG dan CT scan.
 Penanganan Lupus
SLE tidak bisa disembuhkan. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi tingkat gejala serta mencegah kerusakan organ pada penderita SLE.
Beberapa puluh tahun yang lalu, SLE dipandang sebagai penyakit terminal yang berujung kepada kematian. Namun saat ini, hampir semua penderita SLE saat ini dapat hidup normal atau setidaknya mendekati tahap normal.
Penderita biasanya dianjurkan untuk:
1.       Menghindari paparan sinar matahari.
2.       Mengonsumsi beberapa jenis obat di bawah pengawasan dokter :
a.     Obat inflamasi nonsteroid, untuk mengurangi nyeri sendi dan otot.
b.    Kortikosteroid, untuk mengurangi inflamasi dengan cepat dan efektif. Mengingat efek sampingnya berupa penipisan tulang, penipisan kulit, peningkatan berat badan dan tekanan darah, penggunan obat ini harus di bawah pengawasan dokter.
c.     Hydrocychloroquine, untuk mengurangi nyeri  dan ruam pada kulit.
d.     Imunosupresan, untuk menekan kinerja sistem kekebalan tubuh. Ada beberapa jenis imunosupresan yang biasanya diberikan dengan resep dokter, yaitu azathioprine, mycophenolate mofetil, dan cyclophosphamide. Ditekannya kinerja sistem kekebalan tubuh meningkatkan risiko infeksi.

Bagaimana  produk MCI membantu penderita Lupus?
1.     Kenakan Pendant MCI untuk membantu memperlancar peredaran darah. Peredaran darah yang baik akan melancarkan aliran nutrisi dan obat dari dokter, sehingga diharapkan keluhan dan gejala berkurang.
2.   Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air hexagonal, yang disuling menggunakan Bioglass.




Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233



  

Senin, 27 Maret 2017

SIROSIS HATI
by : BBC Journalist
Sirosis hati adalah penyakit liver kronis di mana sel-sel dan jaringan hati yang rusak berubah menjadi jaringan parut. Jaringan parut akan menghambat darah yang mengaliri hati sehingga kinerja hati menjadi terganggu atau bahkan terhenti.  Kondisi inilah yang sering disebut dengan istilah gagal hati.
Sebelum sirosis menyebabkan gagal hati, perkembangannya berlangsung selama bertahun-tahun. Umumnya, penanganan dilakukan hanya untuk memperlambat perkembangan penyakitnya.

 
Sebagai organ internal tubuh yang terbesar, hati memiliki banyak fungsi penting:
  • Menyimpan kelebihan nutrisi dan mengembalikan sebagian nutrisi ke dalam aliran darah.
  • Memproduksi protein dalam darah untuk membantu proses penggumpalan darah, pengiriman oksigen dan membentuk fungsi kekebalan tubuh.
  • Membantu menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
  • Menyingkirkan unsur berbahaya dalam aliran darah yang tidak bisa dibuang oleh ginjal, termasuk di antaranya lemak, kolesterol,minuman keras dan obat-obatan.
  • Menghancurkan lemak jenuh dan menghasilkan kolesterol.
  • Memproduksi cairan empedu, yaitu unsur yang dibutuhkan untuk mencerna makanan.
 
Pada dasarnya, hati adalah organ yang sangat tangguh karena dapat terus bekerja meski dalam keadaan rusak. Hati akan berusaha memperbaiki dirinya sendiri hingga organ ini benar-benar rusak dan tidak bisa berfungsi lagi.
Apa gejala SIROSIS HATI?
Sebagian gejala sirosis hati identik dengan gejala Hepatitis :
·      Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning (jaundice).
·      Area di sekitar hati (perut kanan) terasa sakit saat ditekan.
·      Kehilangan selera makan, bahkan mual dan muntah.
·      Mudah berdarah dan memar, seperti gusi berdarah dan mimisan.
·      Pembuluh darah kapiler terlihat pada kulit di area pinggang.
·      Keletihan yang sangat, penderita merasa sangat lemah dan mudah mengantuk.
·      Pembengkakan pada pergelangan kaki dan perut (edema).
·      Urine & tinja berwarna gelap, kadang disertai darah.
·      Penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
·      Demam dan serangan menggigil.
·      Sesak napas.
·      Kulit gatal-gatal.
·      Rambut rontok.
·      Ensefalopati, kondisi di mana racun sudah memengaruhi otak karena hati sudah tidak bisa membuangnya. Gejala yang muncul seperti perubahan kepribadian, kesulitan tidur atau insomnia, penurunan daya ingat, kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi.
Apa penyebab SIROSIS HATI?
Sirosis disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1.   Akibat virus hepatitis B & C. Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada hati. Sirosis akan muncul apabila hepatitis tidak ditangani dan hati akan rusak serta kehilangan fungsinya setelah bertahun-tahun.
2.     Minum minuman keras berlebihan, alkohol sejenis racun yang bisa diproses dan dihancurkan hati, tapi alkohol dapat merusak dan melukai sel-sel hati jika dikonsumsi secara berlebihan.
3.     Perlemakan hati (fatty liver), yaitu penyakit kronis yang diawali dengan penimbunan lemak berlebihan di hati. Lemak yang menumpuk akan menyebabkan inflamasi dan kerusakan dan akhirnya menjadi sirosis. Mereka yang lebih berisiko adalah kelompok penderita Diabetes Mellitus, obesitas,kolesterol tinggi atau penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
 
4.   Penyakit hati autoimun, yaitu suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan atau organ tubuh yang sehat. Salah satu contoh penyakit hati autoimun adalah sirosis bilier primer.
5.   Sindroma Budd-Chiari, yaitu kondisi di mana gumpalan darah menghalangi aliran darah menuju hati.
6.   Penyakit keturunan, misalnya:
a.    Hemokromatosis, yaitu penimbunan zat besi pada hati dan bagian tubuh lainnya.
b.   Penyakit Wilson, yaitu penimbunan tembaga pada hati dan bagian tubuh lainnya.
c.    Fibrosis kistik adalah kondisi yang memengaruhi semua kelenjar tubuh yang memproduksi lendir dan keringat. Fibrosis kistik dapat menyebabkan lendir atau mukosa menjadi kental dan lengket.
 
7.    Penyakit lain, di antaranya kanker saluran empedu dan kanker pankreas. Kedua kondisi tersebut menghambat saluran empedu, akibatnya cairan empedu menumpuk, menimbulkan inflamasi dan akhirnya menyebabkan sirosis.
8.   Beberapa jenis obat-obatan, di antaranya:  amiodarone dan methotrexate.

Diagnosis SIROSIS HATI
Beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendiagnosis sirosis hati adalah:
1.     Pemeriksaan fisik : dokter akan mengamati gejala dan perubahan fisik pada pasien.
2.     Tes darah, biasanya dengan menghitung menghitung tingkat enzim alanine transaminase (ALT)/SGPT dan enzim aspartate transferase (AST)/SGOT di dalam darah. Jika terjadi peradangan pada hati, tingkat kedua enzim akan meningkat.
3.     Pencitraan, CT scan, MRI, ultrasound, dan beberapa prosedur pencitraan lain mungkin diperlukan untuk melihat apakah terjadi luka pada organ hati.
4.     Biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan hati untuk mencari penyebab sirosis.
5.     Endoskopi,untuk melihat apakah terdapat pembuluh darah yang membengkak sebagai tanda terdapatnya sirosis.
6.     Pemeriksaan lanjutan, dokter akan melakukan penilaian dengan metode Child-Pugh, yaitu prosedur lanjutan untuk mengetahui tingkat keparahan sirosis yang diderita pasien.Prosedur ini akan menentukan apakah Anda menderita sirosis ringan, menengah, atau parah.
Penderita sirosis berisiko mengalami kanker hati. Meski peningkatan risikonya kecil, tapi akan terus naik seiring berjalannya waktu. Jenis kanker hati yang paling umum pada penderita sirosis adalah hepatocellular carcinoma (HCC). Disarankan bagi penderita sirosis untuk melakukan pemeriksaan kanker ini secara rutin dengan ultrasound dan tes darah.
 Pengobatan SIROSIS HATI
Sirosis tidak bisa disembuhkan. Terapi dilakukan untuk menghambat perkembangan pemicu sirosis dan untuk memperlambat kerusakan jaringan hati, serta menangani gejala dan juga komplikasi yang muncul akibat sirosis.
Jaringan rusak akibat sirosis bisa menyebabkan fungsi hati berhenti jika sudah memasuki tahapan lanjutan, satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan adalah dengan menjalani transplantasi hati.
  
 
Pencegahan SIROSIS HATI
Pencegahan sirosis biasanya dilakukan dengan perubahan gaya hidup:
-        Menghindari alkohol.
-        Berolahraga untuk menurunkan risiko penimbunan lemak dan perlemahan otot.
-        Menjaga berat badan ideal.
-        Melakukan vaksinasi hepatitis dan menjaga kesehatan liver dengan rutin minum Glucola Drink. 
 
Info selengkapnya tentang produk untuk menjaga kesehatan liver :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233


Jumat, 17 Maret 2017

To Deal With Dark Circles & Under Eye Bags
by: BBC Journalist
Kantung mata alias ‘mata panda’ (under eye bags) bukan hanya mengganggu penampilan, tapi  juga merupakan salah satu penanda kondisi kesehatan yang tidak prima.
Kemunculan kantung mata membuat wajah seseorang terlihat lelah dan lebih tua. Tak heran jika kantung mata mulai muncul, kaum wanita rela merogoh kocek lebih dalam untuk menghilangkannya. 
 
Apa penyebab kemunculan kantung mata?
Kantung mata bisa muncul karena adanya penumpukan cairan di sekitar mata (edema periorbital), berikut faktor penyebabnya:
1.     Faktor keturunan (ras), kebanyakan muncul di wajah orang Asia atau mereka yang berkulit hitam.
2.     Kurang tidur, kurang tidur menyebabkan pembuluh darah di bawah mata melebar dan menimbulkan warna gelap.
3.     Pola makan tidak baik:
a.       Tinggi lemak, gula dan garam, namun minim serat.
b.      Kurang asupan vitamin B,C,E dan K.
c.       Kurang asupan zat besi.
d.      Kurang minum dan protein.
4.     Alergi, pada alergi rinitis (rongga hidung), muncul gejala bersin, mata berair, disertai kantung mata dan lingkaran hitam di bawah mata.
5.     Penyakit, misalnya anemia, gangguan tiroid dan gangguan ginjal.
6.     Penurunan kadar kolagen yang mendukung struktur jaringan kulit dan otot di bawah mata, akibat:
a.       Penuaan, kadar kolagen secara alami menurun seiring pertambahan usia.
b.      Merokok, asap rokok yang bersifat oksidan merusak struktur kolagen.
c.       Banyak minum kafein dan alkohol.
d.      Terlalu banyak terpapar sinar ultra violet.
7.     Penggunaan kosmetik yang salah, misalnya kosmetika yang mengandung merkuri atau tidak membersihkan make-up saat akan tidur.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/11/just-saynano-not-mercury-bybbc.html

 Bagaimana mencegah dan mengatasi ‘mata panda’?
Kantong mata (mata panda) dapat dicegah dengan cara:
-        Tidur cukup sekitar 8 jam sehari.
-        Menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan minum 8 gelas sehari, akan lebih baik jika Anda rutin minum air sulingan Bioglass yang berstruktur hexagonal.

 
Untuk mengatasi kulit yang kendor dan produksi kolagen yang sudah berkurang :
1.       Perawatan dari dalam:
 
a.    Minum Glucola/Glucola Gold untuk mengembalikan kadar kolagen yang menurun seiring usia. Selain kulit menjadi lebih glowing, konsistensi otot dan tulang pun terjaga.
b.     Menjaga berat badan ideal, karena kelebihan lemak cenderung merusak kesehatan dan menurunkan kualitas penampilan secara keseluruhan.
2.       Perawatan dari luar:
a.     Rutin menggunakan Glucola Serum yang dapat meresap dengan cepat ke lapisan kulit terdalam, dengan kandungan alga merah dan antioksidan apel, mampu mencegah proses penuaan dan menghilangkan kantong mata.
b.    Rutin menggunakan Glucola Gel untuk mengangkat sel kulit mati dan sebagai dermal filler yang sangat aman dan mampu mencerahkan kulit secara optimal.
Perbedaan #GLUCOLA_SERUM dan #GLUCOLA_GEL :
=======================================
  • 🌹 Serum digunakan setiap hari pagi dan malam, sedangkan gel digunakan  hanya seminggu 2x.
  • 🌹 Serum bisa untuk pemakaian 2 bulan, sedangkan gel bisa utk pemakaian 4 sampe 5 bulan baru habis.
  • 🌹 Serum digunakan di wajah dan leher saja, tapi gel bisa digunakan di seluruh tubuh dan wajah, ketiak, selangkangan, payudara, bokong, kaki, tangan.
  • 🌹 Kombinasi Serum dan Gel sangat bagus buat dapetin hasil maksimal, supaya wajah cepet bersih, flek hilang, kencang, cerah, glowing dan tampil natural.
Segera miliki wow faktor produk #MCI yg cetar ini yaaa ..👍👍
 
3.       Atasi kerutan dengan’facelift’ mandiri di rumah menggunakan Magic Stick.
 


Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233