Kanker
Darah... Dapatkah Dicegah?
by : BBC
Journalist
Kanker darah
atau leukemia adalah kanker yang menyerang
sel darah putih (leukosit). Sel darah putih merupakan komponen darah yang
berfungsi melindungi tubuh dari benda asing atau penyakit. Sel darah putih ini
diproduksi oleh sumsum tulang belakang.
Pada kondisi normal, sel-sel darah putih diproduksi
secara teratur setiap kali tubuh membutuhkannya untuk melawan infeksi.
Sementara pada penderita kanker darah, sumsum tulang
memproduksi sel darah putih abnormal, sehingga:
-
Sistem
kekebalan tubuh terganggu.
-
Mengganggu
produksi sel-sel darah lainnya, sehingga sel darah merah dan trombosit menurun,
bahkan sampai kritis di bawah normal.
Sel abnormal juga selanjutnya menyebar ke organ lain, sehingga
fungsi organ terganggu.
Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker darah
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kanker darah akut berkembang dengan cepat
akibat penambahan jumlah sel darah putih abnormal. Dikatakan abnormal karena sel
yang dihasilkan ‘belum matang’, sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Produksi
sel abnormal ini sangat cepat dan langsung masuk ke aliran darah. Jika
dibiarkan, tubuh akan kekurangan oksigen, akibatnya kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau infeksi menurun. Leukemia akut membutuhkan pengobatan yang
agresif dan tepat waktu.
2. Kanker darah kronis berkembang secara
perlahan-lahan dan dalam jangka panjang. Sel-sel darah putih yang seharusnya
sudah mati akan tetap hidup dan menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang
serta organ-organ tubuh. Sel-sel ini lebih matang sehingga dapat
berfungsi dengan baik untuk beberapa saat. Oleh karena itu gejalanya cenderung
tidak segera dirasakan dan baru terdiagnosis setelah bertahun-tahun.
Berdasarkan sel darah putih yang diserang, kanker
darah dikelompokkan menjadi:
1. Kanker darah lifositik, yang mempengaruhi
sel-sel lifoid (limfosit/kelenjar getah bening), yang membentuk limfoid atau
jaringan limfatik. Jaringan limfatik adalah jaringan yang membentuk sistem
kekebalan tubuh.
2. Kanker darah mielogen, yaitu jenis
leukemia yang mempengaruhi sel myeloid. Sel
myeloid adalah penghasil sel darah merah, sel darah putih dan sel
platelet (trombosit).
Ada 4 jenis kanker darah yang utama:
1. Leukemia limfotik akut atau Acute Lymphocytic
Leukemia (ALL), menyerang sel limfosit sehingga penderita berpotensi mengalami infeksi serius.
Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi bisa juga menyerang
dewasa.
2. Leukemia limfotik kronis atau Chronic Lymphocytic
Leukemia (CLL), umumnya
baru terdeteksi pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan
gejalanya. Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa.
3. Leukemia mielogen akut atau Acute Myelogenous
Leukemia (AML), kanker
tipe ini akan membentuk sel-sel mieloid yang tidak sempurna dan dapat menyumbat
pembuluh darah. Umumnya menyerang orang dewasa,
meski bisa juga menyerang anak-anak dan remaja.
4. Leukemia mielogen kronis atau Chronic Myelogenous
Leukemia (CML), CML memiliki dua tahap. Pada tahap pertama,
sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan. Ketika memasuki tahap kedua,
jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga jumlah sel
sehat akan menurun secara drastis. Penderitanya kebanyakan berusia di atas 20
tahun.
Selain 4 jenis leukemia di
atas, masih ada jenis leukemia lainnya, seperti leukemia sel berbulu, sindrom
myelodysplastic dan gangguan myeloproliferative.
Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita
biasanya mengalami keluhan yang berbeda-beda, tergantung kepada jenis kanker
darah dan organ tubuh yang terkena dampaknya. Sebagian gejala sulit dikenali
karena mirip dengan gejala penyakit lain. Kita perlu waspada bila gejala-gejala
‘umum’ tersebut tidak kunjung membaik atau mereda, seperti:
·
Lemas
atau rasa lelah yang berkepanjangan.
·
Demam,
menggigil dan sakit kepala.
·
Muntah-muntah.
·
Keringat
berlebih, terutama pada malam hari.
·
Nyeri
pada tulang atau sendi.
·
Penurunan
berat badan terus menerus.
·
Pembengkakan
kelenjar limfa, hati atau limpa.
·
Mudah
mengalami pendarahan (misalnya mimisan) atau memar.
·
Muncul bintik-bintik merah pada kulit.
Penyebab & Faktor
Risiko Kanker Darah
Penyebab kanker darah belum diketahui secara pasti,
namun mutasi DNA disinyalir menyebabkan kekacauan pada perintah otak untuk
proses produksi sel darah putih. Selain
itu, faktor genetik (keturunan) dan lingkungan juga diperkirakan turut berperan
memicu leukemia.
Faktor-faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko
kanker darah meliputi:
1. Pernah menjalani pengobatan kanker, baik
kemoterapi atau radioterapi.
2. Pernah terpapar radiasi tingkat tinggi
atau zat kimia tertentu.
3. Kelainan genetik atau cacat bawaan yang
menyertai sindrom Down.
4. Riwayat keluarga, di mana jika ada anggota
keluarga yang terdiagnosis menderita leukemia, maka anggota keluarga lainnya
memiliki risiko yang lebih tinggi.
5. Jenis kelamin, pria lebih berisiko terkena
CML, CLL dan AML dibandingkan dengan wanita.
6. Usia, risiko leukemia meningkat seiring
bertambahnya usia, kecuali ALL.
7. Merokok, meningkatkan risiko lukemia mielogen akut (AML).
8. Rendahnya sistem
kekebalan tubuh. Kondisi ini paling sering terjadi pada orang yang mengonsum
obat-obatan penekan sistem imun ketika menjalani transplantasi organ.
Diagnosis Kanker Darah
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan
gejala-gejala yang dirasakan.
Selanjutnya dokter akan mencari beberapa tanda leukemia
seperti kulit pucat akibat anemia, pembengkakan limfonodi, serta hati dan limpa
yang membesar.
Jika dokter
menduga Anda mengidap kanker darah, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lebih
mendetail yang meliputi:
1. Tes darah, untuk mencari kelainan dari
jumlah sel darah putih atau platelet.
2. Biopsi sumsum tulang, untuk mencari jenis
kanker darah yang diderita, sehingga dapat dilakukan tindakan pengobatan yang
tepat.
Pengobatan Kanker Darah
Setelah diagnosis kanker darah positif, dokter akan
mendiskusikan langkah pengobatan yang tepat. Jenis penanganan tergantung kepada
usia, kondisi kesehatan dan jenis atau stadium kanker darah:
-
Kemoterapi,
merupakan pilihan terapi paling umum untuk kasus leukimia. Pengobatan
kemoterapi menggunakan bahan-bahan kimia untuk membunuh sel-sel kanker darah.
- Radioterapi,
yaitu teknik pengobatan menggunakan sinar X untuk menghancurkan dan menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker. Radioterapi dapat dilakukan hanya pada area
tertentu yang terserang kanker ataupun pada seluruh tubuh. Radioterapi juga
dapat dilakukan untuk persiapan melakukan transplantasi sel induk.
-
Transplantasi
sel induk atau stem cell, untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan
sumsum tulang yang sehat.
- Terapi
terfokus, untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel kanker.
-
Terapi
biologis, untuk membantu sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan
menyerang sel-sel kanker.
-
Pengamatan
seksama, yang ditujukan bagi penderita leukemia limfatik kronis, untuk melihat
perkembangan penyakit. Terapi ini juga dapat dilakukan jika seseorang sudah
terbukti mengidap leukemia limfatik kronis, namun tidak mengalami gejala yang
menunjukkan penyakit tersebut.
Rutin minum air sulingan Bioglass, membantu proses metabolisme dan detoksifikasi.
Mengenakan pendant MGI membantu melancarkan aliran darah, sehingga efek samping akibat leukemia dapat terbantu.
Rutin minum Glucola/Glucola Gold, karena kandungan Glutathione-nya dapat membantu pembentukan sel darah merah.
Info selengkapnya tentang produk untuk menjaga stamina dan mencegah leukemia :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233