Translate

Tampilkan postingan dengan label kanker darah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kanker darah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 April 2017

Kanker Darah... Dapatkah Dicegah?
by : BBC Journalist
 
Kanker darah atau leukemia adalah kanker yang menyerang sel darah putih (leukosit). Sel darah putih merupakan komponen darah yang berfungsi melindungi tubuh dari benda asing atau penyakit. Sel darah putih ini diproduksi oleh sumsum tulang belakang.
Pada kondisi normal, sel-sel darah putih diproduksi secara teratur setiap kali tubuh membutuhkannya untuk melawan infeksi.
Sementara pada penderita kanker darah, sumsum tulang memproduksi sel darah putih abnormal, sehingga:
-         Sistem kekebalan tubuh terganggu.
-         Mengganggu produksi sel-sel darah lainnya, sehingga sel darah merah dan trombosit menurun, bahkan sampai kritis di bawah normal.
Sel abnormal juga selanjutnya menyebar ke organ lain, sehingga fungsi organ terganggu.

Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker darah dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Kanker darah akut berkembang dengan cepat akibat penambahan jumlah sel darah putih abnormal. Dikatakan abnormal karena sel yang dihasilkan ‘belum matang’, sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Produksi sel abnormal ini sangat cepat dan langsung masuk ke aliran darah. Jika dibiarkan, tubuh akan kekurangan oksigen, akibatnya kekebalan tubuh terhadap penyakit atau infeksi menurun. Leukemia akut membutuhkan pengobatan yang agresif dan tepat waktu.
2.      Kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam jangka panjang. Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup dan menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang serta organ-organ tubuh.  Sel-sel ini lebih matang sehingga dapat berfungsi dengan baik untuk beberapa saat. Oleh karena itu gejalanya cenderung tidak segera dirasakan dan baru terdiagnosis setelah bertahun-tahun.

Berdasarkan sel darah putih yang diserang, kanker darah dikelompokkan menjadi:
1.      Kanker darah lifositik, yang mempengaruhi sel-sel lifoid (limfosit/kelenjar getah bening), yang membentuk limfoid atau jaringan limfatik. Jaringan limfatik adalah jaringan yang membentuk sistem kekebalan tubuh.
2.      Kanker darah mielogen, yaitu jenis leukemia yang mempengaruhi sel myeloid. Sel  myeloid adalah penghasil sel darah merah, sel darah putih dan sel platelet (trombosit).  

Ada 4 jenis kanker darah yang utama:
1.      Leukemia limfotik akut atau Acute Lymphocytic Leukemia (ALL), menyerang sel limfosit sehingga penderita berpotensi mengalami infeksi serius. Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi bisa juga menyerang dewasa.
2.      Leukemia limfotik kronis atau Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL), umumnya baru terdeteksi pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejalanya. Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa.  
3.      Leukemia mielogen akut atau Acute Myelogenous Leukemia (AML), kanker tipe ini akan membentuk sel-sel mieloid yang tidak sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah. Umumnya menyerang orang dewasa, meski bisa juga menyerang anak-anak dan remaja.
4.      Leukemia mielogen kronis atau Chronic Myelogenous Leukemia (CML), CML memiliki dua tahap. Pada tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan. Ketika memasuki tahap kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga jumlah sel sehat akan menurun secara drastis. Penderitanya kebanyakan berusia di atas 20 tahun.
Selain 4 jenis leukemia di atas, masih ada jenis leukemia lainnya, seperti leukemia sel berbulu, sindrom myelodysplastic dan gangguan myeloproliferative.

Gejala Kanker Darah
Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami keluhan yang berbeda-beda, tergantung kepada jenis kanker darah dan organ tubuh yang terkena dampaknya. Sebagian gejala sulit dikenali karena mirip dengan gejala penyakit lain. Kita perlu waspada bila gejala-gejala ‘umum’ tersebut tidak kunjung membaik atau mereda, seperti:
·         Lemas atau rasa lelah yang berkepanjangan.
·         Demam, menggigil dan sakit kepala.
·         Muntah-muntah.
·         Keringat berlebih, terutama pada malam hari.
·         Nyeri pada tulang atau sendi.
·         Penurunan berat badan terus menerus.
·         Pembengkakan kelenjar limfa, hati atau limpa.
·         Mudah mengalami pendarahan (misalnya mimisan) atau memar.
·         Muncul  bintik-bintik merah pada kulit. 
Penyebab & Faktor Risiko Kanker Darah
Penyebab kanker darah belum diketahui secara pasti, namun mutasi DNA disinyalir menyebabkan kekacauan pada perintah otak untuk proses produksi sel darah putih.  Selain itu, faktor genetik (keturunan) dan lingkungan juga diperkirakan turut berperan memicu leukemia.

Faktor-faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko kanker darah meliputi:
1.      Pernah menjalani pengobatan kanker, baik kemoterapi atau radioterapi.
2.      Pernah terpapar radiasi tingkat tinggi atau zat kimia tertentu.
3.      Kelainan genetik atau cacat bawaan yang menyertai sindrom Down.
4.      Riwayat keluarga, di mana jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis menderita leukemia, maka anggota keluarga lainnya memiliki risiko yang lebih tinggi.
5.      Jenis kelamin, pria lebih berisiko terkena CML, CLL dan AML dibandingkan dengan wanita.
6.      Usia, risiko leukemia meningkat seiring bertambahnya usia, kecuali ALL.
7.      Merokok, meningkatkan risiko lukemia mielogen akut (AML).
8.      Rendahnya sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini paling sering terjadi pada orang yang mengonsum obat-obatan penekan sistem imun ketika menjalani transplantasi organ. 
Diagnosis Kanker Darah
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dirasakan.
Selanjutnya dokter akan mencari beberapa tanda leukemia seperti kulit pucat akibat anemia, pembengkakan limfonodi, serta hati dan limpa yang membesar.
Jika dokter menduga Anda mengidap kanker darah, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lebih mendetail yang meliputi:
1.      Tes darah, untuk mencari kelainan dari jumlah sel darah putih atau platelet.
2.      Biopsi sumsum tulang, untuk mencari jenis kanker darah yang diderita, sehingga dapat dilakukan tindakan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Kanker Darah
Setelah diagnosis kanker darah positif, dokter akan mendiskusikan langkah pengobatan yang tepat. Jenis penanganan tergantung kepada usia, kondisi kesehatan dan jenis atau stadium kanker darah:
-         Kemoterapi, merupakan pilihan terapi paling umum untuk kasus leukimia. Pengobatan kemoterapi menggunakan bahan-bahan kimia untuk membunuh sel-sel kanker darah.
-         Radioterapi, yaitu teknik pengobatan menggunakan sinar X untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Radioterapi dapat dilakukan hanya pada area tertentu yang terserang kanker ataupun pada seluruh tubuh. Radioterapi juga dapat dilakukan untuk persiapan melakukan transplantasi sel induk.
-         Transplantasi sel induk atau stem cell, untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat.
-         Terapi terfokus, untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel kanker.
-         Terapi biologis, untuk membantu sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan menyerang sel-sel kanker.
-         Pengamatan seksama, yang ditujukan bagi penderita leukemia limfatik kronis, untuk melihat perkembangan penyakit. Terapi ini juga dapat dilakukan jika seseorang sudah terbukti mengidap leukemia limfatik kronis, namun tidak mengalami gejala yang menunjukkan penyakit tersebut.
 

Rutin minum air sulingan Bioglass, membantu proses metabolisme dan detoksifikasi.
Mengenakan pendant MGI membantu melancarkan aliran darah, sehingga efek samping akibat leukemia dapat terbantu.
Rutin minum Glucola/Glucola Gold, karena kandungan Glutathione-nya dapat membantu pembentukan sel darah merah.

Info selengkapnya tentang produk untuk menjaga stamina dan mencegah leukemia :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233