Translate

Tampilkan postingan dengan label aritmia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aritmia. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 September 2018

ARITMIA, Saat Irama Jantung Abnormal
by : BBC Journalist
Aritmia adalah masalah pada irama detak jantung, bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Detak jantung normal jantung biasanya 60 sampai 100 detak per menit

Jenis-jenis aritmia yang paling umum dijumpai antara lain:
  • Bradikardia, kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.
  • Blok jantung, kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan pingsan.
  • Takikardia supraventrikular, kondisi ketika jantung berdenyut terlalu cepat.
  • Fibrilasi atrium, kondisi ketika jantung berdetak sangat cepat, bahkan saat beristirahat.
  • Fibrilasi ventrikel, jenis aritmia yang dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat.
Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala yang disadari oleh penderitanya. Gejala yang dapat muncul dan dirasakan antara lain:
  • Dada berdebar-debar
  • Detak jantung tidak normal, bisa dideteksi dengan cara berbaring menghadap ke kiri.
  • Kelelahan, pusing dan pada beberapa kasus sering pingsan.
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
Berkonsultasilah dengan dokter bila muncul lebih dari satu gejala yang terjadi berulang-ulang. Hal itu bertujuan agar dokter bisa segera mendiagnosa jenis artimia dengan tepat.
Faktor Risiko Aritmia
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia, di antaranya:
  • Faktor komplikasi penyakit lain:
    • Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium dan magnesium dapat mengganggu konduksi impuls listrik di jantung, sehingga meningkatkan risiko aritmia.
    • Gangguan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif dapat meningkatkan risiko aritmia.
    • Sleep apnea obstruktif,suatu kelainan di mana pernapasan pendderita terganggu/terhenti sejenak pada saat tidur, dapat meningkatkan risiko aritmia.
    • Diabetes, selain meningatkan risiko aritmia, diabetes yang tidak terkontrol juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
    • Tekanan darah tinggi, yang dapat memicu penebalan dinding bilik kiri jantung, sehingga menjadi kaku. Akibatnya aliran listrik jantung terganggu.
    • Gangguan pada jantung atau riwayat operasi jantung.
  • Pola hidup dan pengaruh obat-obatan tertentu:
    • Penggunaan narkoba, seperti amfetamin dan kokain dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya fibrasi ventrikel dan jenis aritmia lainnya.
    • Efek samping obat-obatan, beberapa jenis obat batuk dan pilek yang dijual bebas di apotek dapat meningkatkan risiko aritmia.
    • Konsumsi alcohol berlebihan, dapat memengaruhi impuls listrik jantung.
    • Konsumsi kafein dan/atau nikotin (merokok), yang dapat membuat jantung berdetak lebih cepat dan memicu aritmia.
Diagnosis Aritmia
Diagnosa awal aritmia dapat dilakukan melalui percakapan antara dokter dengan pasien.Selanjutnya untuk memastikan aritmia dan penyebabnya dokter akan melakukan beberapa tes, di antaranya:
  • Ekokardiogram, untuk memeriksa fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi penyebab aritmia dengan bantuan gelombang ultrasonografi.
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas elektrik pada jantung.
  • Uji Treatmill (Latih Beban Jantung), yaitu dengan meminta pasien melakukan latihan fisik, seperti mengayuh sepeda statis atau berjalan di atas treadmill. Kemudian tekanan darah dan denyut jantung pasien dimonitor. Dari tes ini, dokter membandingkan  tingkat keteraturan irama jantung sebelum dan setelah aktivitas fisik.
  • Studi elektrofisiologi, untuk mencari bagian otot jantung yang memicu aritmia.
  • Kateterisasi jantung. Dilakukan untuk mengetahui kondisi beberapa bagian jantung seperti bilik, pembuluh darah coroner dan katup.
Pengobatan Aritmia
Ada sebagian pasien aritmia yang tidak membutuhkan pengobatan. Pengobatan dilakukan bila dokter melihat gejala aritmia pasien berpotensi memburuk atau menyebabkan komplikasi. Jenis pengobatan yang dilakukan adalah:
  • Obat-obatan, misalnya obat penghambat beta (beta blocker) yang dapat menjaga denyut jantung agar tetap normal. Ada juga obat-obatan antikoagulan seperti aspirin, warfarin,  rivaroxaban, dan debigatran yang menurunkan risiko penggumpalan darah dan stroke.
  • Alat pacu jantung, yang dipasang di dekat jantung pasien. Ketika mendeteksi perubahan ritme jantung, alat ini akan mengirim sengatan listrik pendek ke jantung untuk menormalkan ritme jsntung.
  • Kardioversi, dilakukan jika kasus aritmia tidak bisa ditangani dengan obat. Dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pasien agar denyut jantung kembali normal.
  • Metode ablasi, atau merusak bagian kecil jaringan jantung yang menjadi sumber aritmia. Dokter akan memasukkan sebuah kateter dengan panduan X-ray melalui pembuluh darah di kaki untuk menemukan jaringan tersebut.
Pencegahan Aritmia
Aritmia dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut ini:
  • Menghindari atau mengurangi stres.
  • Menjaga berat badan ideal dengan mengonumsi makanan sehat dan berolah raga teratur.
  • Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dari dokter.
  • Menghentikan rokok juga minuman keras dan berkafein.
  • Menjaga aliran darah tetap lancer dengan mengenakan Pendant MCI.
  • Rutin minum air Bioglass untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam darah.
http://distributor-mci-resmi.blogspot.co.id/2016/10/bioglass-2-sudah-diteliti-di-jepang.html


Info & pemesanan produk untuk mengatasi ARITMIA:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop   0813 2181 0330 
Widi/Yeremia 0896 5279 5233