Kanker Serviks
by : BBC Journalist
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada serviks (leher rahim),
yaitu pintu masuk dari vagina menuju rahim.
Semua wanita memiliki risiko menderita kanker serviks, namun risiko
lebih tinggi pada wanita yang aktif secara seksual.
Penderita kanker serviks di Indonesia
Pada tahun
2014, WHO menyatakan:
-
Terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita Indonesia akibat
penyakit kanker, dan 10,3 persennya adalah akibat kanker serviks.
-
Setiap tahun muncul 21 ribu kasus baru dengan usia penderita yang semakin
muda, di bawah usia 20 tahun.
Penelitian WHO mengungkapkan,
tingginya angka kejadian kanker serviks disebabkan oleh:
-
Kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia.
-
Kurangnya pemahaman wanita akan kesehatan organ reproduksinya sendiri.
Akibatnya pasien
baru memeriksakan kondisinya saat kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain.
Padahal deteksi
dan penanganan dini dapat menyembuhkan kanker serviks sampai 100%. Apa saja gejala kanker serviks yang
perlu diwaspadai?
Gejala
kanker serviks
Gejala kanker
serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kalanya gejala
tidak muncul sama sekali. Gejala baru muncul saat kanker memasuki stadium
akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin
sangat penting untuk ‘menangkap’ sel pra-kanker dan mencegah perkembangan
kanker serviks.
Adapun gejala
yang perlu diwaspadai di antaranya :
-
Pendarahan tidak normal, termasuk flek.
-
Pendarahan dan rasa nyeri selesai berhubungan seksual.
Gejala lain
yang mungkin muncul :
-
Keluar cairan berbau dari vagina, biasanya berwarna merah muda, pucat,
coklat atau mengandung darah.
-
Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya, misalnya
menstruasi yang lebih dari 7 hari sebanyak 3 bulan berturut-turut atau lebih.
-
Pendarahan menstruasi yang sangat banyak.
Pada stadium
lanjut, di mana kanker sudah menyebar ke jaringan dan organ sekitarnya, gejala
akan semakin parah :
-
Hematuria atau terdapat darah pada urine.
-
Sulit buang air kecil dan air besar.
-
Penurunan berat badan.
-
Pembengkakan pada salah satu kaki.
-
Nyeri pada tulang.
-
Kehilangan selera makan.
-
Rasa sakit pada perut bagian bawah dan panggul.
-
Nyeri pada punggung atau pinggang, karena terjadi pembengkakan pada ginjal.
Kondisi ini disebut hidronefrosis.
Faktor lain
yang bisa menigkatkan risiko kanker serviks :
-
Aktivitas seksual terlalu dini.
-
Berganti-ganti pasangan seksual.
-
Merokok.
-
Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-
Melahirkan anak, semakin banyak anak yang dilahirkan, semakin tinggi risiko
terkena kanker serviks.
-
Mengonsumsi pil KB lebih dari 5 tahun.
Apa penyebab kanker serviks?
Hampir semua kasus
kanker serviks (99,7%) disebabkan oleh human papillomavirus atau
HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki dan
alat kelamin.
Ada banyak
jenis HPV yang sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Jenis HPV yang
menyebabkan kanker rahim adalah HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang
menyebabkan 70% kasus kanker serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah
terinfeksi, karena HPV jenis ini tidak menimbulkan gejala. Penting untuk
menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak wanita yang
terinfeksi tidak mengalami kanker.
HPV sangat umum
ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab kanker serviks. Saat
terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita mencegah virus untuk melukai
rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa bertahan selama
bertahun-tahun.
Hal ini
mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel
kanker.
Perubahan sel
permukaan leher rahim menjadi sel kanker biasanya terjadi dalam periode
beberapa tahun, namun dapat dideteksi melalui tindakan screening (pap smear atau
tes smear). Saat melakukan pap smear, sampel sel dari leher
rahim diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi jika ada sel
abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker.
Hasil tes smear
yang abnormal tidak berarti seseorang menderita kanker serviks. Kebanyakan
hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang
bisa ditangani dengan mudah. Disarankan pada wanita yang telah aktif secara
seksual dan berusia 25-49 tahun diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan
wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap lima tahun sekali. Hubungi
dokter untuk mencari tahu lebih banyak tentang pemeriksaan ini.
Tingkat Stadium Menentukan Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung pada
beberapa faktor, di antaranya stadium, yang
menggambarkan
tingkat perkembangan dan penyebaran kanker serviks: - Stadium 0: stadium prakanker.
Tidak ada sel kanker di leher rahim, tapi ada perubahan biologis yang
berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut sebagai cervical
intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).
- Stadium 1: kanker
masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran.
- Stadium 2: kanker
sudah menyebar ke luar leher rahim dan di jaringan sekitarnya, tapi belum
mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
- Stadium 3: kanker
sudah menyebar ke dinding panggul dan/atau ke bagian bawah dari vagina.
- Stadium 4: kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain, seperti paru-paru.
Tidak ada
cara untuk mencegah kanker serviks, namun masih ada beberapa cara untuk mengurangi
risiko terkena kanker ini, yaitu berhubungan seks dengan aman, setia pada
pasangan, screening rutin pada
leher rahim, vaksinasi, serta berhenti merokok.
Komplikasi Akibat Kanker Serviks
Komplikasi bisa
muncul sebagai akibat langsung dari kanker atau efek samping dari pengobatan
yang dilakukan. Misalnya karena radioterapi, operasi, atau kemoterapi.
Komplikasi dari kanker serviks adalah:
- Komplikasi
ringan: pendarahan kecil pada vagina dan/atau sering kencing.
- Komplikasi
berat: pendarahan yang parah dan bahkan gagal ginjal.
Penanganan Kanker Serviks
Penanganan
kanker serviks biasanya melibatkan tim yang terdiri dari dokter dari berbagai
spesialisasi. Tim ini akan membantu memilih cara terbaik melanjutkan
pengobatan, tapi keputusan akhir tetap ada di tangan Anda.
Jenis
penanganan menurut stadium kanker terbagi dua:
1. Penanganan kanker serviks tahap
awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim,
radioterapi, atau kombinasi keduanya.
2. Penanganan kanker serviks stadium
akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi, dan kadang operasi juga perlu
dilakukan.
Jika diagnosis
kanker serviks sudah diketahui sejak awal, kemungkinan pulih sepenuhnya cukup
bagus. Tapi jika kanker sudah menyebar, peluang pulih total akan berkurang.
Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, mungkin akan disarankan
untuk dilakukan perawatan paliatif. Perawatan jenis ini berfungsi untuk
memperlambat penyebaran kanker, memperpanjang usia pasien dan mengurangi gejala
yang muncul, misalnya rasa sakit dan pendarahan vagina.
Info selengkapnya tentang produk untuk menjaga stamina dan mencegah kanker serviks:
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233