Translate

Sabtu, 12 November 2016

👾~Bayi Kuning (JAUNDICE)~👾
Apakah Berbahaya?
by: BBC Journalist
 
Penyakit kuning bisa menyerang bayi yang baru lahir. Tanda-tanda bayi kuning yaitu kulit dan bagian putih mata si kecil berwarna kuning. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan biasanya dapat pulih dengan sendirinya dalam hitungan minggu. Meski begitu, kondisi ini bisa saja membahayakan si kecil. Maka pahami perbedaan tanda-tandanya.

Tanda-tanda lain penyakit kuning pada bayi adalah urine berwarna kuning pekat padahal air seni bayi baru lahirnya harusnya tidak berwarna, tinja berwarna pucat serta telapak tangan dan kaki yang menguning.

Mengapa Bayi Kuning Bisa Terjadi?

Kondisi ini terjadi karena bayi memiliki kelebihan bilirubin (unsur kuning) pada darahnya.  Bayi baru lahir memiliki jumlah sel darah merah yang tinggi sehingga memicu produksi bilirubin. Bilirubin sendiri terbentuk ketika sel-sel darah merah yang tua dihancurkan.

Bilirubin merupakan pigmen kuning dalam darah dan tinja. Bilirubin dibuat oleh tubuh ketika sel darah merah mulai hancur secara alami. Setelah bilirubin mengelilingi tubuh, maka akan masuk ke organ hati, empedu, usus halus, hingga dikeluarkan  saat buang air besar.

Sebenarnya bayi telah memiliki bilirubin sejak dia berada dalam kandungan. Namun dalam kandungan, tubuh ibu mengeluarkan bilirubin untuk bayi melalui plasenta. Setelah lahir bayi tidak bisa melakukannya karena organ hati bayi belum berkembang dengan sempurna. Hal ini menghambat proses pembuangan bilirubin yang seharusnya dikeluarkan saat buang air kecil dan besar. Kondisi ini disebut penyakit kuning fisiologis.
Bayi akan mulai menguning sekitar 24 jam setelah lahir dan akan memburuk setelah empat hari, setelah itu kembali membaik ketika berusia sekitar seminggu.
Namun, meski lebih jarang terjadi, bayi kuning bisa juga disebabkan oleh:
  • Infeksi pada darah bayi.
  • Infeksi virus atau bakteri.
  • Pendarahan internal.
  • Kerusakan hati.
  • Kekurangan enzim.
  • Sel darah merah bayi yang tidak normal sehingga mudah rusak.
  • Ketidakcocokan status rhesus dan golongan darah ibu dan bayi
  • Ada masalah pada sistem pencernaan bayi.
Bayi yang berisiko terkena penyakit kuning antara lain bayi yang dilahirkan prematur (lahir sebelum 37 minggu), bayi yang dilahirkan dalam kondisi memar dan bayi yang kesulitan mengonsumsi ASI.

Untuk memastikan kadar bilirubin, perlu dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan tersebut dilakukan beberapa hari pertama sejak bayi lahir. Hal ini untuk mencegah efek yang berbahaya dan mengancam keselamatan bayi.
Pada bayi baru lahir, kadar bilirubin normal seharusnya di bawah 5 mg/dL. Namun, tidak sedikit bayi baru lahir yang memiliki kadar bilirubin melebihi kadar tersebut. Untuk sebagian kasus jaundice ringan pada bayi baru lahir, tidak dibutuhkan terapi atau tindakan medis.
Jaundice ringan dapat menghilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu. Meski demikian, untuk jaundice sedang hingga berat, perlu mendapat penanganan intensif oleh dokter di rumah sakit.
Perlu tindakan segera jika kadar bilirubin lebih 10 mg/dL untuk usia kurang dari 1 hari, lebih dari 15 mg/dL untuk bayi usia 1-2 hari, lebih dari 18 mg/dL untuk usia 2-3 hari, dan lebih dari 20 mg/dL untuk usia lebih dari 3 hari.

 

Jika Bilirubin Terlalu Tinggi

Kadar bilirubin yang terlalu tinggi pada darah si Kecil bisa menembus ke otak dan menjadi racun bagi sel-sel otak. Kondisi ini dinamakan bilirubin ensefalopati akut.

Berikut adalah gejala-gejala yang mungkin muncul:
  • Demam.
  • Muntah.
  • Kemampuan mengisapnya buruk.
  • Lesu.
  • Sulit bangun tidur.
  • Leher dan tubuh melengkung ke belakang
  • Kulitnya makin kuning.
  • Sering rewel dan gelisah.
Jika bayi Anda menampakkan tanda-tanda di atas, segera hubungi dokter agar si Kecil mendapat penanganan dini dan terhindar dari kerusakan permanen pada otak atau kernicterus.
Apa Yang Dapat Anda Lakukan?
 
Selain penanganan medis dengan fototerapi, Anda juga bisa mencegah kenaikan bilirubin dengan cara memberinya asupan yang cukup. Asupan tersebut bisa membantu bayi mengeluarkan bilirubin pada tubuhnya. Anda bisa menyusuinya dengan ASI sebanyak 8 hingga 12 kali tiap 24 jam. Atau jika Anda memberikan susu formula, pastikan Anda memberikannya sesuai waktu yang ditentukan. Biasanya susu formula diberikan sekitar 6 hingga 10 botol tiap 24 jam.
Anda juga harus lebih ekstra memerhatikannya. Cek kondisi bagian putih bola mata atau kulitnya dua kali sehari untuk melihat apakah sudah kembali normal atau bertambah parah.
Hindari mengatasi bayi kuning dengan cara menjemurnya di matahari. Penanganan terbaik hanya bisa didapat di rumah sakit. Jika tiga hari setelah dilahirkan kulitnya lebih kuning, segera hubungi dokter.

Penanganan Bilirubin Tinggi
Bayi kuning akibat bilirubin tinggi dengan kadar sedang hingga berat harus segera mendapat penanganan. Jika tingkat bilirubin sangat tinggi hingga mencapai 25 md/dL harus segera dilakukan penanganan medis, jika tidak bilirubin dapat menyebabkan tuli, lumpuh otak atau cerebral palsy, dan kerusakan otak lainnya. Bayi kuning dengan kadar bilirubin tinggi juga harus diwaspadai sebagai tanda lain dari suatu kondisi medis seperti infeksi atau gangguan tiroid.

Selain kulit dan mata tampak kuning, bayi kondisi jaundice berat umumnya tampak sering mengantuk dan kesulitan menyusu. Padahal jika bayi kurang menyusu, maka kondisi jaundice akan lebih sulit diatasi.
Tindakan awal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat bilirubin normal pada bayi baru lahir yaitu dengan terapi sinar (fototerapi). Bayi akan ditempatkan di bawah sinar khusus yang tampak biru kehijauan. Sinar tersebut diharapkan akan membantu mengubah molekul bilirubin sehingga dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Selama proses tersebut, bayi hanya diperbolehkan menggunakan popok dan pelindung mata.
Untuk alternatif terapi, Ibu dan Ayah dapat menempelkan Bioglass 2+ di dada anak, dan akan lebih baik menggunakan senter LED.
Usia Baby J baru seminggu saat kulitnya menguning akibat Jaundice. Untung ada Bioglass2+. Semalaman Babby J tidur dengan Bioglass 2+ di dada, warna kuning pun berkurang.
Transfusi immunoglobulin merupakan langkah lanjutan untuk penanganan bayi kuning, terutama yang disebabkan perbedaan golongan darah bayi dan ibu, yang membuat bayi memiliki lebih banyak antibodi yang berasal dari ibunya sehingga menyebabkan pemecahan sel darah lebih banyak.
Meski tergolong jarang, jika bayi yang mengalami jaundice berat tidak menunjukkan respons terhadap terapi lain, maka perlu dilakukan transfusi pergantian darah. Tindakan ini berupa pengambilan sebagian kecil darah dari bayi, kemudian diganti dengan darah donor, ini dilakukan secara berulang. Dengan cara ini, diharapkan darah bayi sesudah transfusi akan lebih bebas dari kadar bilirubin yang tinggi dan antibodi ibu.
Bilirubin normal merupakan salah satu tanda kondisi bayi sehat. Bagi Anda atau kerabat yang baru memiliki momongan yang mencurigai bilirubin terlalu tinggi, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
Info produk & pemesanan :
Rosa Ong/Philips Onggowidjaja/Pinky Kittyshop
0813 2181 0330
Widi/Yeremia
0896 5279 5233

Tidak ada komentar:

Posting Komentar